Sabtu, 10 Maret 2012

Ketika Media Tidak berpihak Pada Rakyat maka Gelorakan kembali Pers Alternatif


Ketika Media Tidak berpihak Pada Rakyat maka Gelorakan kembali Pers Alternatif
U Wawan samadinata  

Sebelum orde Baru Runtuh,Pers mahasiswa merupakan media alternatif yang paling efektip untuk membangun opini, menggalang kekuatan,karena Pers umum berada dalam sebuah ketakutann dan tekanan yang dasyat.Ada Forum Pers mahasiswa Bandung, Jakarta.Yogyakarta,dll, ada Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI), ada lembaga-lembaga Pers lainya,tapi satu yang menyatukan mereka yaitu harapan untuk berubah,harapan untuk melakukan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
Perubahan yang besar akhirnya memang terjadi , tanpa media jejeraing social seperti Facebook,Tweeter dll.tapi dunia kampus dikomunikasikan oleh Pers Mahasiswa melalui karya-kryanya yang bersahutan diseluruh Indonesia.ada Tabloid,ada bulletin,Jurnal,selebaran,majalah dll tapi tidak ada yang harian karenan memang sangat tidak mungkin. Tekanan terhadap Pers mahasiswa sama kuatnya seperti halnya media umum atau terhadap gerakan mahasiswa yang membedakan polanya saja,tekana-tekananlebih halus dan trstruktur baik soal anggaran kemahasiswaan maupun percetakan yang enggan menerbitkan..
Kini,saat ini dengan perlindungan konstitusi dan UU maka media massa memiliki kekuatan yang berlipat-lipat,suara media sangat menakutkan, bahkan bisa mengadili atau menghukum siapapun tanpa pembelaan, media saat ini  bisa menentukan kehendak pasar,opini bisa di bentuk dengan lobi-lobi dan program,persoalanya adalah kepemilikan media, apalagi perkembangan terakhir menunjukan para pemikin media terjun dalam dunia politik,sehingga sangat sulut sekali menjaga keseimbangan antara kepentingan besar dan kepentingan pemilik modal.
Industri media ini telah membawa media pada wilayah sulit di satu sisi harus tumbuh dan tetap berpihak pada rakya di sisi lain sulit membendung kehendak pemilik modal,jalan terbaik untuk tetap dinamisnya lalu lintas informasi  yang berpihak pada Rakyat maka rakyat harus berdaya membangun sebuah tradisi barus yaitu lahirnya media-media alternative yang lebih cepat,berpihak dan membawa jauh kedepan dengan berita2 masa depan yang mencerahkan tapi tetap berposisi kritis.begitupun di dunia kampus tidak ada pilihan pers mahasiswa harus kembali bangkit menggelorakan pers-pers alternative dengan mendorong tumbuhnya media2 online yang bernurani,berpihak pada rakyat tanpa pemodal.semoga 

0 komentar:

Posting Komentar