This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Rabu, 22 Februari 2012
Ketika Media memilih pemenang berita : Teroris atau Korupsi
Rabu, 15 Februari 2012
Kemenkumham Terima Rp 1 Triliun dari FBI, Amerika Serikat Bangun Biro Introgasi di Sejumlah Lapa
Pembiaran itu dilakukan Kemenkumham karena ada timbal balik kedua pihak, yakni mendapatkan dana segar Rp 1 triliun per tahun dan pemerintah Amerika dan Federal Bureau of Investigation (FBI) dapat konsensi bebas memeriksa para narapidana Indonesia di sejumlah lapas, terutama napi terorisme.
“IPW mengecam proyek ini,” tegas Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam siaran pers seperti dikutip Tribunnews.com, Selasa (14/2/2012).
Informasi yang diterima IPW, biro intrograsi Amerika yang berada di dalam lapas ini seluas 4 x 7 meter. Di dalam ruang tersebut terdapat ruang kaca pengontrol, lampu sorot pemeriksaan, alat rekam, alat sadap, dan sejumlah alat pendukung intrograsi.
Neta menjelaskan, IPW mengecam proyek ini karena telah Amerika melanggar kedaulatan NKRI, terkategori menjual negara nan melanggar hak asasi narapidana.
IPW mengingatkan napi tidak boleh lagi diperiksa siapa pun, karena proses hukumnya telah selesai. Jika napi terlibat dalam tindak pidana, maka hanya polisi yang berhak memeriksanya, bukan aparat Direktorat Pemasyarakatan (Ditjen PAS), apalagi aparat Amerika.
“IPW sendiri mempertanyakan nasionalisme Menkumham yang membiarkan pemerintah Amerika Serikat mengacak-acak lapas di Indonesia,” tukasnya.
Tidak hanya itu, IPW juga mendesak Komisi III DPR dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta penjelasan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Amir Syarifuddin, perihal proyek pembangunan kantor biro intrograsi Amerika Serikat di dalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas).
“Untuk itu, proyek ini harus segera dihentikan dan harus segera memanggil Menkumham,” kata Neta S Pane.
Dalam melakukan intrograsi terhadap napi di lapas, orang-orang Amerika itu akan didampingi petugas Direktorat Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Pihak Amerika berdalih program ini dengan sebutan program “deradikalisasi”. Sebagai realisasi program ini, sebanyak 14 pejabat Kemenkumham telah diberangkatkan ke Amerika, termasuk mengujungi penjara Guantanamo.
Demikianlah, lagi-lagi negeri ini tampat masih berada dalam kunkungan negara penjajah Amerika Serikat, negera yang telah menjajah serta memporakporandakan negeri Muslim Irak, Afghanistan, serta membunuhi kaum Muslim di perbatasan Afghanistan Pakistan.
Ketika beberapa pihak mengembar-gemborkan empat pilar kebangsaan, tetapi di waktu yang sama semua hanya polesan belaka. Faktanya, beberapa kalangan malah berjabat tangan dengan negara penjajah di saat ditegaskan bahwa penjajahan di dunia harus dihapuskan.
Kaum Muslim sudah saatnya bangkit dan kembali kepada tatanan syariah. Hanya kembali kepada syariah inilah, negeri ini akan mandiri, maju dan berwibawa. Di bawah sistem Khilafah yang akan menyatukan seluruh negeri Muslim di dunia akan mengembalikan sumber daya negeri Muslim dari tangan penjajah hanya untuk kesejahteraan rakyat, tidak seperti sekarang yang hanya menguntungkan negara penajajah. Insya Allah, semakin dekat. [m/tribunnews/syabab.com]
Zaman yang akan kita kenali dan beda dengan sebelumnya
Jika masih mau lebih jauh silakan lakukan survey kepada kader partainya dan tanyakan jika partai partai itu tiba tiba ditinggalkan pemiliknya, jawabannya pasti bingung dan pengaruhnya besar sekali walaupun biasanya jika tidak hancur akan terjadi juga tawuran dan transformasi ke fase barunya.
I.Zaman Turbulensi dan kejutan.
Pada artikel ,Pemerintah Jangan Fokus kepada Pemberantasan Korupsi.Pks akan menjadi pemenang pemilu 2014?. Ada pertanyaan kenapa Nasdem bisa menang di pemilu 2014?..sederhana saja dengan kondisi seperti ini maka partai partai bisa jadi sibuk tawuran dan nasdem yang awalnya dari pelumeran partai Golkar sekarang isinya anak anak muda dan dengan dana yang cukup serta persiapan 5 tahun pasca kekalahan Surya paloh di pekanbaru 2010 apalagi saat ini bertambah kekuatannya setelah Jk semakin dekat kesana juga Punya calon yang Kuat dari kalngan kepolisian yang punya wibawa dan pengaruh besar dikepolisian maupun di masyaralat atas jasanya. Dan perlu diingat bahwa belum pernah polisi menjadi Presiden Indonesia sehingga dengan posisinya seperti saat ini kekuatan yang luar biasa ini sangat kuat untuk mendukungnya,
Soal survey yang katanya Golkar pdi-p baru demokrat urutannya jika diadakan pemilu sekaang itu adalah cara hasil survey yrjadi dak akan pernah terbukti karena mana akan terjadi pemilu sekarang dan jika dilihat sangat pasti bahwa surveynya hanya survey kesan permukaan dan bukan deep interview sehingga tidak dibaca alasan dan latar belakang serta sejauh mana kesan permukaan itu dicerminkan. Oleh karenanya survey nya sering benar permukaan tetapi bisa jauh dari kenyataan ketika prakteknya dilakukan. Dalam konteks Golkar saja misalnya apakah sudah dihitung bahwa partai ini sekarang sedang melumer dengan keluarnya berbagai kader golkar ke Nasdem dsan akan dicalonkannya lagi JK, misalnya, begitu juga Demokrat yang sedang meledak didalam dan terbirit biritnya bebrapa kader dan kondisi partai pasca diungkapnya wisma atlit yang mulai merembet ke hambalang dll. Walaupun benar kelihtannya untuk kasus wisma atlit tidak akan sebanyak kasus kasus lainnya jika dibongkar seperti yang disebutkan nazarudin dan persidangan atau petugas KPK memang bisa saja fokus dan tidak mau masuk kekasus lainnya dengan alasan takut pengaburan perkara yang artinya oknum yang terlibat dikasus lainnya bisa menjadi lolos. Hanya dengan kondisi yang berbeda ketika orang drkatnya Pak harto diadili yang tidak pernah sebut nama orang lainnya kasus kasus ini memang menjadi meledak kesana kemari. Dalam konteks survey hasil pemilu partai kondisi seperti ini tidak digali sehingga itulah alasan kenapa hasil survey untuk 2014 sangat mungkin meleset sehingga bukan tidak mungkin yang unggul itu Pks dan nasdem?.
Belum lagi fakta dimana cara para tokoh menggunakan partai yang dalam beberapa fenomena ada yang menggunakannya seperti menggunakan pampers, pembalut wanita atau kondom?....yang menggunakan seperti pampers dimana ia besarkan partai dari kecil dan visioner tetapi tinja dan air seninya ditampung dan dipastikan ia dan generasinya belum tentu berhasil dengan partainya karena jangka panjang hasilnya. Yang menggunakannya seperti pembalut wanita ia hanya digunakan pada saat datang bulan periodik dan menjaga kehidupannya saja karena partainya sudah bisa digunakan pada dasarnya, dan yang ketika adalah menggunakannya seperti m,enggunakan kondom, dimana kondom digunakan rata rata bukan oleh suami istri dan kalau suami istri saja karena alasan spesifik dan penggunaan kondom rata rata untuk melepas hasrat tanpa konsekuensi bertanggung jawab.
Coba apa yang terjadi dalam rumah tangga anda jika suami atau istri anda tiba tibda itemukan kondom di dompet atau tempat pribadinya padahal dengan anda tidak menggunakan kondom?...bukan terjadi perang dunia?..dalam konteks partai silakan lihat hanya PDI-p yang tetap digunakan calaonnya sampai jadi presiden dan setelahnya yang lainnya ada yang berhasil mengantarnya menjadi Presiden seperti PKB dan Demokrat sedangkan yang lainnya hanya menjadi calon presiden setelah itu ditinggalkan termasuk diajak koalisi memenangkan calon presiden dan setelahnya seperti dipakai saja. Kondisi ini sangat mewarnai kejerikatan pemilih dan kader partainya karena merasa dan berpersepsi bahwa hanya dipakai saja maka polanya menjadi transaksional dan jika transaksional tidak berbasis kuat dan pemilih cenderung mencri partai baru dan tokoh baru.
Kenapa Prbowo dan gerinda tidak dihitung akan menang dan mendapatkan perolehan suara yang besar?...soal ini biarlah melangkah terus dilapangan karena selama Prabowo lebih dipersepsikan hanya ingin menyaingi wiranto dan masih belum beres dengan cendana maka sesungguhnya memang bisa membesar dukungannya tetapi untuk menjadi yang terkuat akan sulit terjadi karena akan terjadi mekanisme tertentu ketika indikasi sangat menguat itu terjadi.
Belum lagi partai juga cenderung partai dikendalikan tokohnya PAN , seperti miliknya Pak Amin Rais, Hanura miliknya Pak Wiranto, Gerindra miliknya Pak Prabowo, PDI-p miliknya Ibu Megawati, Demokrat miliknya SBY dan nasdem miliknya Surya Paloh, Pks miliknya Ustad Hilmi dan dewan syuronya sehingga hanya Golkar, PPP dan Pkb yang awalnya milik Pak Dur tetapi sekarang apakah miliknya Muhaemin atau milik NU ya?.. dengan kondisi seperti ini maka kecenderungan partai menjadi milik masyarakat dan dipersepsikan akan menembus zaman manjadi sulit sekali sehingga akibatnya sangat kondisional dan mendorong transaksional belum lagi kelakuan kadernya yang jika tidak lolos menjadi calon cenderung nyebrang ke partai lainnya, ini juga membuat kurang terbangunnya ikatan idiologis dan aspiratif antara partai dan kadernya serta konstituennya karena semuanya cenderung situasional dan waktunya tidak jelas dan panjang sehingga memancing transaksional menjadi pola dan mekanisme kerjanya. Dan jika transaksionalnya itu saat ini belum mengarah ke transaksional program misalnya buatkan jembatan, sejahterakan poemilih , buatkan sekolah dan hal hal yang lebih poanjang serta sustainable tetapi masih transaksional recehan dan hit and run.
Jika masih mau lebih jauh silakan lakukan survey kepada kader partainya dan tanyakan jika partai partai itu tiba tiba ditinggalkan pemiliknya, jawabannya pasti bingung dan pengaruhnya besar sekali walaupun biasanya jika tidak hancur akan terjadi juga tawuran dan transformasi ke fase barunya.
Ketika memposisikan partai masih sekelas pembalut dan kondom maka akibatnya masih seoerti yang kita lihat sekarang ini dan memang segera harus merubahnya sehingga memposisikan partai harus seperti memposisikan sebagai anaknya sendiri yang dibiayai dibesarkan disekolahkan dan pada saatnya dilepas tetapi dijaga secara baik. Apakah pola seperti ini akan terjadi?... seharusnya jika Demokrasi sudah merupakan keputusan bersama dan memang itulah pilihannya. Kondisi ini juga memang sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu sebelum tahun 60an dimana partai lebih sebagai aspirasi dan idiologis sehingga perdebatan perdebatan yang lebih mengemuka kemudian di Era Orde baru partai hanya digunakan sebagai kendaraan dan dijadikan alat dalam melancarkan proses pemerintahan sehingga perjalanan sebelumnya sangat berpengaruh terhadap pandangan dan perlakuan terhadap partai saat ini.
II. Perlu seurius.
Secara prinsip jika komunitas , organisasi dan partai jika diperlakukan sebagai anak normalnya akan tumbuh walau tetap ada tantangan apakah sekolahnya bener, gizinya cukup, bebas narkoba dan sex bebas dan pergaulan yang merusaknya maklum bikin partai tidak mungkin bebas dari penyakit yang dibawa bekas anggota partai sebelumnya yang nyebrang dan tanpa injeksi yang berpengalaman maka partai baru juga jauh api dari panggang. Artinya dengan diperlakukan sebaik baknya saja masih banyak resiko yang mengganggunya.
Saat ini partai partai diindonesia jika dilihat perlakuannya jauh dari ideal seperti itu maka hasilnya akan jauh dari ideal hanya dengan diperlakukan seperti pampers, pembalut wanita dan kondom saja bisa ada hasilnya walaupun banyak kelemahan maka inilah yang harus memotivasi jika partai dilakukan dengan benar semoga hasilnya akan jauh membaik. Ismail rajak , senior saya ditanya petinggi konglomerat Korea ....anda baru bisnis 10 bulan kenapa sudah merasa sanggup berbisnis dengan kami yang sudah 20 tahun?...jawabannya pengalaman saya dibisnis ini memang baru segitu tetapi jangan takut karena saya bisa mengkoordinir orang orang yang jauh lebih pengalaman dan pintar dan ini semoga akan terbukti....sehingga memang benar jika menggunakan pengalaman sendiri butuh waku sangat lama tetapi jika bersama sama bisa jauh lebih cepat dan berhasil. Ia pun diterimanya menjadi patner...sangat cerdas dan memang bangsa Ismail ini cerdas sekali.
Begitu juga lihat bagaimana pilot memakai sabu sabu saja sambil teler bawa pesawat dengan penumpang penuh bisa lebih sering selamat buktinya pesawat lebih jarang celaka dibandingkan selamatnya padahal normalnya susah banget , artinya orang indonesia ini memang ajaib walau dalam konteks ini menjadi tidak beradab dan bermoral kecuali terbukti bahwa pilot dengan menggunakan sabu akan lebih excelent kerjanya. Begitu juga peraih mendali mas di sea games yang Cuma latihan beberapa bulan , apakah ini tidak luar biasa?....jadi apapun faktanya kita sebagai bangsa perlu bersyukur luar biasa kita selain alam yang luar biasa barokah dan hebatnya jika diberikan bakat sebagai manusia yang luar biasa. Pertanyaannya kenapa bangsanya belum luar biasa seperti bangsa yang pernah dan sedang berjaya?....inilah tantangan kita bersama karena bisa saja dengan segala yang luar biasa ini kita menjadi disorientasi jarang bersatu dan anggap enteng banyak hal dan diam diam sebenarnya arogan dan sombong disisi lainnya sakit hati karena berbagai hal dan sulit bersatu serta slalu mau menangnya sendiri.
http://internasional.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/08/54141/Gelombang-Dingin-Eropa-Tewaskan-450-Orang- diindonesia gelandangan kesana kemari saja bisa hidup dan memilih hidup sebagai pengemis saja juga dapat belas kasihan sehingga jika bangsa ini didorong menjadi pekerja keras dan kreatif dan bersatu mewujudkan cita cita kemerdekaannya insya allah memang akan luar biasa. Dan salah satu penyakitnya memang tidak sungguh sungguhhttp://www.detiknews.com/read/2012/02/07/144123/1836368/10/beda-nasib-dengan-wa-ode-kenapa-angie-tak-dipecat-dari-banggar?991101mainnews danhttp://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/08/54140/Hukum-Tak-Berani-Sentuh-Kejahatan-Penguasa- berita berita ini jika benar menghancurkan semangat berbuat baik dan saling percaya. Berita berita ini juga tidak akan bermakna dan dibaca orang jika tidak benar dan kita perlu mewaspadainya ketika masyarakat tidak percaya hukmhttp://id.berita.yahoo.com/kecewa-vonis-hakim-warga-sumenep-sebar-3-karung-120754142.html
Dengan gambaran ini maka tidak ada pilihan bahwa menghadapi kehidupan pribadi dan keluraga ini saja perlu seurius apalagi kehidupan bebangsa termasuk membangun demokrasi dengan wadah pewujudnya adalah partai.
Yang paling sederhana nilai nilai mulia dan yang harus diwujudkan sebagai cita cita, pengorganisasian, pemberdayaan dan pendidikannya perlu sistemik dan diyakini hal hal terjadi hanya dengan apa adanya juga sehingga, anggota partai bisa berdaya tetapi tidak terdidik philosophinya partai, bisa terdidik dan berdaya tetapi tidak terorganisir, bisa teroganisir dan terdidik tetapi tidak berdaya dan yang paling bahaya adalah jika nilai nilainya tidak terjamin bersih maka bisa menjadi kapal keruk atau pedator yang makan apa saja. Ini bahaya sekali.
Kita beruntung tidak lagi alami kejadian dan perlu cegah kejadian ini tidak terjadi dindonesiahttp://international.okezone.com/read/2012/02/08/412/571523/400-anak-di-suriah-tewas-akibat-pertempuran dan pengalaman Presiden khadafie yang mampu memakmurkan libya serta menjadi orang kuat selama puluhan tahun tetapi akhirnya terbunuh seperti penjahat yang hanya punya kejahatan dan seakan tidak punya jasa apapun terhadap bangsanya.
Dengan berbagai pengalaman dan perjalanan sejarah maka sebaiknya kita memandang bahwa proses penyiapan berbangsa ini tidak lagi bisa dilakukan setengah setengah dan yang lebih penting harus seurius dan disiapakan dalam jangka panjang dan tidak mudah berubah rubah.
Dalam konteks keseuriusan banyak yang tidak sadar bahwa ketatanegaraan indonesia sudah berubah dari mpr sebagai pengambil keputusan tertinggi dan powerfull menjadi salah satu lembaga tinggi negara sehingga merubah banyak hal dan ini jika beda dengan budaya Indonesia akan membuat masalah dalam jangka panjang. Desentralisasi yang dimaksudkan sebagai percepatan pencapaian kesejahteraan bagi masyarakat indonesia diberbagai daerah malahan menjadikan raja raja kecil didaerah dan tidak sinergynya Presidien, gubernur dan Bupati/ walikota apalagi jika partai dan intrestnya beda beda dan ini menyulitkan siapa saja yang memerintah. Belum lagi fakta bahwa mayoritas pasangan yang maju di Pilkada dan Pilpres cenderung berpisah ketika maju kedua kalinya sehingga konflik menjadi merebak dimana mana.
Kondisi saat ini dipastikan tidak ada seorangpun yang mengetahui potensinya dan masalahnya seluruhnya sehingga disinilah dibutuhkan kebersamaan dan saling tuker juga diskusi. Dengan fakta ini maka kelihatan sekali ketidak seuriusan banyak karena banyak juga yang keliru ketika menetapkan akar masalahnya. Dan bisa dibayangkan jika menetapkan akar masalah saja sudah salah pasti salah menetapkan solusi dan implementasinya akibatnya terpeleset jauh.
http://foto.detik.com/?9922022 ini contoh kegilaan yang juga terbukti sangat berbahaya dan tidak juga selesai belum lagi http://www.haluankepri.com/news/anambas/23347-banyak-jalan-berlobang-dimusim-hujan.html yang terbukti juga membuat korban jiwa walau kelihatan sangat sederhana dan bukan prioritas pejabat tinggi negera mengurusnya.
Berbagai kegilaan dan kerusakan itu mengaburkan potensi indonesia yang sesungguhnya sangat melipah ruah, mulai dari iklim dan usara serta cuaca, atas buminya yang indah dan tanaman serta binatangnya apalagi perut buminya disamping kreatifitas dan keunggulan manusianya., nach kita musti cepat sadar jangan sampai ketika semuanya termasuk kulinernya dikuasai orang lain termasuk pariwasatanya baru bangsa ini tersadarkan., kita musti bangkit segera.
III. kita mulai tidak kenal kita sendiri.
Dengan berbagai perubahan yang begitu luas dan cepat sekarang ini pasca 1998 maka harus segera disadari bahwa kita semua smakin tidak akan mengenal keadaan kita sendiri jika kita tidak mengenalnya dan mencermatinya secara sungguh sungguh.
Kita semakin terkaget kaget melihat yang sebelumnya dipersepsikan alim bisa nabrak dan bunuh 9 orang ternyata nyabu , pilot yang dibayar sangat mahal dan terkenal safety dan disiplin juga ternyata nyabu dan para pejabat dan petinggi negeri yang dipesepsikan terhormat ternyata penjarah uang negara alias koruptor dan setelahnya keluar dari penjara juga banyak yang malahan dendam karena sistim hukumnya rusak sehingga hukum bermata banyak bukan hanya mengabdi kepada keadilan dan kebenaran tetapi bisa juga kepada uang, kekuasaan dan kepentingan tertentu.
Akibat kondisi ini tidak aneh jika akar masalah tidak lagi mudah diketahui dan masalah juga bisa berlapis lapis sehingga masalah paling intinya tidak ditemukan.
Kesulitan menemukan inti persoalan sudah menjadi persoalan ditambah lagi perubahan cara pandang, budaya dan perilaku ditambah perubahan geopolitik dan pertarungan ekonomi lokal, regional dan internasional....apalagi saat ini ketatanegaraan juga berubah total ditambah pertarungan politik lokal, propinsi dan nasional. Walaupun begitu hal ini jangan dilihat dari segi pesimisnya karena banyak juga kesempatan dan hikmahnya hanya kondisi ini menginsyaratkan bahwa berbagai hal tidak lagi dapat dianggap sebagai sesuatu yang seperti sebelumnya begitu saja
Bersungguh sungguh saja bisa gagal apalagi jika dikerjakan seadanya dan apalagi banyak agenda bukan lagi pasti gagal tetapi bisa lebih fatal karena akan menimbulkan bencana.
Atas dasar ini sangat menjadi strategis maka tidak ada pilihan lain kita perlu bergegas untuk mengenali berbagai hal dan dalam konteks ini juga kita bangsa Indoensia beruntung bahwa media massa diindonesia berhasil membawa berbagai perubahan ini kedalam rumah dan pikiran kita masing masing dengan pengabdiannya karena media sebagai pilar keempat Demokrasi tidak dibayari negara tetapi bisa eksis.
Universitas dan sekolah juga tidak punya pilihan untuk mengantisipasi kondisi ini dan perubahan ini sungguh tidak sederhana. Dan sesungguhnya tidak sederhana dan jangan mudah terkesima begitua juga sebaliknya tidak peka terhadap perubahan.
Kita bangsa Indonesia tidak kenal dipaksa bangsa lainnya pasca kemerdekaannya dan harus mendapatkan hikmahnya dari penjahan yang 350 tahunan itu dan awalnya seperti tidak bermaksud menguasai nusantara ini serta akhirnya susah sekali diurus akibat para pendahulu kita terpecah pecah. Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan patut disyukuri ikut menetukan sejarah perjalanan bangsa bangsa di belahan dunia lainnya, apakah akibat kemerdekaannya, pasca konferensi asia afrika, pasca 66an , ketika orde baru yang stabil atau pasca reformasi ini.
Dan kebertahanan negeri ini bukan juga hanya berbagai keunggulannya saja tetapi juga karena belas kasih jutaan warganya yang menyantuni saudara lainnya yang belum mampu mandiri dan juga doa para orang sholeh yang berdoa serta berbuat baik bukan hanya bela yang bayar tetapi memang berahklak luhur,. Disisi lainnya semakin dibutuhkan seluruh aparat negara dan birokrasi serta para politisi dan pengusaha untuk mendorong berbagai kemaslahatan dan kebaikan terjadi dinegeri ini.
Sehingga kembali kepada persiapan 2014, yang paling penting adalah bagaimana menggali kondisi saat ini sedalamnya dan memprediksi serta mempersiapkannya pasca 2014 tersebut secara lebih dalam dan bertanggung jawab bukannya mengekploitasi kebanggaan sesaat dan dipakai memanipulasi politik kesan dengan berbagai kekurangannya jika bukan hanya kepentingan pragmatis saja., semoga kondisi ini bisa juga berubah kedepannya.
Sekali lagi jangan berhasil dipecah belah dan bentrok serta teruslah mengarungi peradaban ini dengan semakin sungguh sungguh serta keinginan luhur maka berdasarkan pengalaman akan turun berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa menyelamatkan kita.
Salam
Agus Mudya natakusumah.
(sumber www.selamatkan-indonesia.net) |
Sabtu, 11 Februari 2012
perang urat saraf media bawah tanah Syiah vs Barat
Indonesia Yang Masih Disandera
Sumber Daya Alam yang melimpah, dikuras,bahkan mampu membangun sebuah negara yang mengeruknya, APBN yang luar biasa besar dengan angka2 yang fantatstis dari tahun ke tahun,Sumber Daya Manusia yang unggul dengan stock yang sangat banyak pinter dan cerdas2,seruan kebijakan yang selalu dinyanyikan dengan merdu dari generasi ke generasi sehingga mampu membuat rakyat tidur dalam buainya, konglomerat dan pengusaha yang se abreg yang lahir dari rahim ibu pertiwi, semuanya ternyata belum nyambung dengan harapan Rakyat, seolah-olah tidak ada hubungannya.
Hingga hari ini kita masih menyaksikan bagaimana kemiskinan masih mudah untuk di tonton dan dirasakan,antrean ‘pengemis’ sembako di berbagai daerah menandakan bahwa supaya dapur ngebul ‘berasap’ masih mahal, pendidikan berkualitas yang katanya murah dan gratis tidak sesuai dengan impian rakyat tetap memerlukan pengeluaran yang mahal, demikian pula anggaran untuk sehat bagi si sakit jauh api dari panggang dan selalu menguras ekonomi keluarga.
Anak jalanan,pengemis dan gelandangan dan fakir miskin yang di lindungi UUD 45 benar2 di lindungi dan di berdayakan tetap ada bahkan berkembang biak,sedangkan Koruptor,Mafia anggaran berhasil melakukan ideologisasi pancasila dalam arti melakukan penyelesaianaya melalui musyawarah mufakat.ujungnya melahirkan warna kontras antara Rakyat yang semakin bergelut dengan kemiskinanya dengan elite bangsa yang berenang dalam koleksi kemewahan hidup tanpa batas.
Pancasila sebagai Ideologi negara sedang di sandera,NKRI sebagai tujuan mulia dan kesepatan anak bangsa juga di sandera,UUD 45 sebagai Rel dan aturan main disandera,kemerdekaan hakiki sebagai kebersamaan hati anak bangsa di sandera,ikatan kebangsaan dan rasa hidup bersama di sandera,masa depan Rakyat,bangsa dan negara di sandera.
Politik luar negri Indonesia yang bebas aktif di sandera sehingga Indonesia yang seharusnya bisa menauladani lalu litas hubungan antar negara di sandera untuk hidup secara sejajar dan berdampingan sebaliknya, penjahahan secara halus dalam berbagai bidang kepentingan nasional di rumah tangga dunia masih terus terasa,sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat di sandera bahkan di bajak oleh kekuatan asing,sumber daya manusia disandera oleh hilangnya tauladan dan matinya tujuan,Harapan Rakyat di sandera oleh segelintir anak bangsa yang merelakan dirinya di sandera oleh kerakusan,keangkuhan dan kekufuran dan menghamba ‘tuan-tuan kebodohan’ yang berhasil mematikan rasa,komitmen,integritas dan rasa kebangsaan.
Bebaskan Indonesia Dari Sandera
Pertanyaan dasar dan sederhana siapa yang melakukan sandera tersebut? Apa bahayanya Kalau membiarkan penyanderaan ini berlarut-larut, siapa yang di rugikan? Apa dasarnya usaha untuk membebaskan Indonesia dari sandera.Yang melakukan sandera adalah para pengambil kebijakan dan perangkatnya yang memiliki wewenang untuk menakhodai kapal Indonesia,wewenang karena amanah yang di berikan oleh Rakyat sesuai dengan kesepakatan melalui UU, sandera terjadi karena para pengambil kebijakan tersebut tidak menjalankan amanah yang di titipkan,mereka menafsirkan nasib rakyat berdasarkan kepentingnya,mengutamakan kelompok dan keluarganya,menjual wewenangnya terhadap para cukong dan calo sehingga menguntungnya cukong dan ‘tuanya’.
Bahaya dari penyanderaan ini adalah memufuk terputusnya harapan rakyat,kebersamaan,kepercayaan pada pemegang amana dan terakhir mematikan keyakinan hidup bersama dalam satu ikatan,di jejaring sosial kita mulai menemukan ungkapan-ungkapan yang membuat miris bagaimana rasa kebersamaan sebagai bangsa mulai tergerogoti,pancasila sebagai Ideologi negara kehilangan tauladan dan penegaknya,NKRI nyata-nyata terancam dan gejolak timur tengah menjadikan cermin yang sangat bening,bagaimana reaksi masyarakat Libya ketika negaranya di serang kekuatan asing,satu masyarakat mengorbankan nyawanya sampai titik darah penghabisan karena bagian dari Rezim khadafi,satu masyarakat cuek bahkan menjadi Turis ke Bali dll,satu masyarakt malah menyambut kedatangan kekuatan asing tersebut,dan tentu saja yang menjadi penonton dan tetap beraktifitas lebih banyak seolah-oleh perang itu bukan perangnya.
Pertanyaan selanjutnya bukan memperdebatkan apakah Indonesia menuju negara gagal,negara bangkrut sehingga perlu dilakukan Revolusi atau reformasi jilid II,atau memperdebatkan apakah pemilu di percepat sehingga pemerintahan yang sah saat ini harus di hentikan di tengah jalan,maka harapan yang sebetulnya di impikan bukan itu, ungkapan itu hanya jebakan baru para penyendera yang selalu memanfaatkan situasi untuk kepentingan kelompok dan agendanya sendiri, ungkapan2 tersebut juga tidak secara otomatis menjawab harapan rakyat yang tersandera,dalam alam demokrasi,dan beberapa dekade perubahan yang di lalui bangsa ini,rakyat sudah sangat matang bagaimana membebaskan diri dari sandera tanpa terjebak pada propaganda ‘broker’ yang tidak pernah berkarya untuk kemajuanya,tapi hanya memenuhi ambisi dan satragegi merebut kekuasaan saja.
Gerakan pembebasan diri dari sandera adalah mengembalikan Indonesia pada Khitahnya,mengembalikan Indonesia kepada cita-cita awal pendirianya,bahasa Kang Agus Mudya bahwa Indonesia harus melakukan transformasi kemerdekaanya,melakukan runutan ulang atau menata kembali tatanan yang sudah di acak-acak oleh Prilaku segelintir elite yang kerasukan setan ‘bule’ atau ‘Jin baghdad’ dalam berpolitik dan bernegara sehingga lupa pada kulit bangsanya yang lugu.
Gerakan pembebasan itu adalah membebaskan pancasila dari penyanderaan kaum menengah dan elite politik yang rakus dan kemaruk, dari para koruptor yang berhasil melakukan kaderisasi,membebaskan NKRI dari ancaman Desintegrasi, dari pengerukan Sumber daya alam yang tidak menguntungkan Rakyat,dari rasa kebersamaan sebagai anak bangsa dan dari semangat kembangsaan yang kering dengan tauladan dan keiklasan,gerakan pembebasan UUD 45 dari ketidak konsistenan yang terus di pelihara dan dianggap biasa, gerakan Pembebasan untuk memujudkan harapan sekaligus membayar utang budi elite bangsa terhadap rakyat.
Gerakan pembebasan itu adalah menggelorakan Rakyat untuk tetap bekerja keras mewujudkan harapanya,supaya mandiri,sejahtera, adil dan makmur baik lahir maupun bathin,tetap mewujudkan harapanya untuk berkarya,bersabar dan bertawekal dalam badai ujian yang menerpa NKRI,tetap berdoa dengan tulus dan iklas supaya bangsa ini selalu berada dalam bimbingan tuhan yang Mahakuasa sehingga Rahmat dan Hidayah selalu menyertainya,tetap bangga sebagai bangsa Indonesia dengan kelebihan dan kekuranganya,sehingga bangga tersebut selalu melahirkan rasa cinta yang terbungkus iman dan keyakinan.
Ilmunya para ulama,Penguasa yang adil, Kejujuran para pengusaha, Kemurahan hati orang kaya , Doa orang miskin , Disiplin para pekerja adalah langkah kecil pembebasan Sandera Negara ini dari kaum kecil yang melakukanya.
Makna Kabar “AS Cabut Dukungan Terhadap SBY”
|
Jebakan Baru Broker Revolusi
Ada kabar burung,usai lebaran Rezim SBY akan dilengserkan,bahkan paling akhir target pelengseran 2012 sebelum Rezim SBY melakukan konsolidasi,alasan pelengseran sudah menumpuk di siapkan,gerakan pembusukan sudah tiap hari di tonton, benturan2 antar lini pendukung jelas terlihat,kelompok kecewa,sakit hati dan donatur sudah menyepakati MOU. Kelompok-kelompok strategis sudah mengkavling dan berbagi kue seandainya gerakan ini berhasil, broker2 yang melakukan kawin siri dengan para arsitek tatanan dunia baru mulai bergentayangan,kalau sudah klop maka teori konspirasi pola lama akan kembali memakan korban,seperti tergulingnya Rezim Suharto,bukan rezim Gus dur.
Terlepas dari suasana dramatis yang terus mencuci otak rakyat sehingga masuk wilayah ‘klimaks dan kejenuhan’,gagasan dan gerakan kudeta kekuasaan Rezim SBY bukan hanya akan meruntuhkan harapan rakyat yang merangkak hendak mewujudkan harapanya pasca Reformasi tapi juga meruntuhkan tatanan Demokrasi yang dibangun melalui proses yang sanggat mahal,bagaimanapun juga pasangan SBY – boediono adalah pasaangan yang dipilih langsung oleh rakyat,sebuah mekanisme tertinggi dalam sistem Demokrasi,kalau sistem ini di Runtuhkan,suara rakyat di bajak,maka legalitas kekuasaan akan mengalami krisis.
Kembali ke kabar burung, apakah upaya pelengseran SBY ini akan di maknai sebgagai Revolusi atau kudeta, kaum muda yang libido politiknya masih prematur tentu akan tertarik dengan teori2 Revolusi,heroisme Revolusi menyihir alam bahah sadarnya, sedangkan kaum lainya yang libido kekuasaanya sudah di ubun-ubun akan membungkus kepentingnya dengan sampul Revolusi, padahal Rakyat yang terus mematangkan diri bisa melihat dengan jernih dinamika yang bisa mewujudkan harapanya.
Hakikat utama yang oleh marketing politik semakin mengkrucut di tawarkan adalah pergantian rezim.apapun sebutanya,bahwa Rezim SBY gagal mewujudkan janji-janji dan harapan rakyat.artinya bahwa MOU yang dilakukan melalui jalur siri tersebut memuluskan agenda pertama ‘melengserkan pemerintahan SBY’.sebuah agenda yang di tangkap oleh burung.
Agenda pelengseran SBY jelas bukan agenda utama,tapi agenda pembuka dengan berbagai agenda alternatifnya, namun demikian agenda ini gerakan pertama dari skenario yang di rancangnya,tentu saja skenario tersebut tidak lepas dari rebutan kekuasaan pada pemilihan Presiden 2014,dengan dua pesan berbahasa isarat dikte ‘SBY memberikan hak putera mahkota padanya atau lengser di tengah jalan’,sebuah pesan jelas.
Dalam teori berandai-andai, turunya kekuasaan adalah pasti dan hanya masalah waktu saja,tapi diturunkan sebelum waktunya akan selalu melahirkan dinamika yang harus secara cermat di ikuti karena berhubungan dengan nasib hidup orang banyak,bahasa kerenya masa depan negara bangsa dan rakyat.
Seandainya SBY lengser melalui proses yang kabarnya dibawa oleh burung,apakah secara otomatis budiono sebagai Wapres naik atau pemilu di percepat dalam arti Boediono ikut lengser?melihat rendahnya kepercayaan publik pada KPU rendah akibat dinamika yang sedang menghantamnya sulit KPU melakukan pemilihan yang di percepat,bukan hanya itu gejolak politik akan meruntuhkan bangsa ini dan hanyut dalam pusaran konflik yang berkepanjangan,akhirnya akan muncul otoritas atas nama negara melakukan upaya-upaya penyelematan rakyat dan negara yang mungkin menenggelamkan hakekat demokrasi yang dianggapnya telah gagal.
Bisa saja bahwa jalan tengahnya adalah menaikan wapres Boediono sebagai Presiden, kalau ini yang terjadi maka terkesan bahwa inilah agenda awal pelengseran itu, lalu agenda selanjutnya adalah Boediono melakukan kompromi politik dengan kelompok yang berhasil melengserkan SBY,kompromi itu akan melahirkan dua hal Reshufle Kabinet dan persiapan pemilu 2014,kalau tidak dipercepat.
Lalu Boediono mulai memasarkan calonnya yang selama ini di elus, misalkan Sri Mulyani, yang memang belakangan ini santer disebut-sebut, semua tim yang selama ini berhasil melakukan huru hara politik masuk sebagai timnya,dengan Modal besar sebagai TKW di Bank Dunia maka rental partai akan datang sendiri, maka puncaknya sejarah perseteruan akan antara Sri Mulyani dan Ical akan terulang di 2014.
Jadi Demokrat yang sekarang sedang di rundung malang tidak punya pilihan harus menjebolkan sri Mulyani,Anas yang patsun politiknya ke lain hati tentu saja akan menjadi harga yang sangat mahal,maka gambaran prahara Demokrat yang terjadi saat ini akan terkuak,begitupun berbagai dinamika politik yang menyesakan dada tersebut akan terbongkar.
Pertanyaan sesederhana itukah? Semudah itukan proses politik berlangung?lalu dimana posisi rakyat? Akankah mereka diam saja menyaksikan prahara tersebut?tentu saja tidak demikan,prosesnya tidak sesederhana itu,demikian pula rakyat tidak akan ‘bengong’ menyaksikan elite politik meledek akan sehatnya.namun demikian untuk saat ini masih bisa tersenyum karena itu hanya kabar burung dan andai2,tapi kabar burung tersebut akan melahirkan kewspadan di sanubari rakyat,waspada untuk tidak ikut hanyut dalam nafsu politik elite yang semakin gila, tidak hanyut dalam skenario tipu muslihat apalagi adu domba, dan tentu saja Rakyat mempunyai agenda sendiri untuk mewujudkan harapan dan cita2nya yang lebih baik. |
Mendagri Yang Lumpuh
Tidak terlalu berlebihan,bahkan terasa pahit untuk di ungkapkan bahwa pada kenyataanya keberadaan Kementrian Dalam Negri (Kemendagri) saat ini begitu hampa, kabur dan tidak jelas kiprahnya dalam konteks memetakan ruang konflik Di berbagai daerah yang berujung konflik horizontal yang datang silih berganti berbau Desintegrasi di berbagai daerah saat ini apapun pemicunya. Selain berbagai konflik Horizontal dan keamanan serius yang kemarin meletus di papua sehingga berpotensi melahirkan desintegrasi bangsa karena tidak tertutup kemungkinan akan menjalar keberbagai didaerah lain di Indonesia,tentu saja kejadian kemarin bukan tiba-tiba,dan bisa di pastikan melalui persiapan yang sangat lama,yang tentu saja tidak berdiri sendiri, dalam arti ada kekuatan baik internal maupun eksternal yang berkiprah karena di untungkan oleh kejadian tersebut. Yang perlu di garis bawasi dengan tinta merah adalah begitu mudahnya konflik Horizontal meletus membakar rakyat dan merugikan dasar2 kebersamaan rakyat serta munculnya aksi berbau Desintegrasi bangsa karena didasari rapuhnya semangat kebangsaan dan solidaritas masyarakat sipil,serta lunturnya nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Akar persoalan semakin meningkatnya semangat desintegrasi bangsa bisa jadi banyak faktor, yang tentu saja sudah bisa di pahami oleh seluruh pengambil kebijakan komponen strategis bangsa ini,namun demikian persoalan yang paling menonjol adalah persoalan psikologi bukan sekedar persoalan politik semata,sehingga peran terbesar yang perlu di kedepankan dalam konteks ini adalah kementrian dalam negri yang secara filosopis penjaga ‘Tata hati Rakyat dalam NKRI”. Sejarah mendagri yang sangat perkasa di masa lalu (cat: Era sebelum Reformasi) perlu dijadikan pelajaran penting, Mendagri saat itu bukan saja menjadi jembatan Bangsa tapi juga menjadi Pagar ,walaupun wewenangnya bisa diperdebatkan,tapi semangat NKRI tetap terpatri dan tidak terayu dan hanyut dalam pusaran konfik kekuasaan raja-raja kecil dalam roh kepartaian, sehingga mendagri bisa menjadi ibu semua anak bangsa, ini peran yang sebetulnya tidak akan terkikis oleh perubahan jaman apapun asal mempunyai kemampuan dan kemauan. Berangkat darim hal tersebut,maka Sulit untuk dibantah bahwa Mendagri di bawah Gamawan Fauzi tidak bisa berbuat banyak atas berbagai dinamika dan ancaman Desintegrasi yang sekarang menjalar di berbagai daerah,dari mulai perda Syariat yang terus bermunculan, konflik kepala daerah, Terorisme yang tidak terdeteksi oleh aparatur Desa dan turunanya, ancaman seorang kepala desa di Sintang kalimantan yang akan mengibarkan bendera Malasya,banyaknya pejabat bupati dan gubernur yang terlibat korupsi (walaupun dari kader dan partai karena otda tetap dalam garis Mendagri) dan gamabaran lain yang semakin meruntuhkan Wibawa Mendagri di Era Indonesia menuju Negara maju. Bisa di pastikan bahwa tantangan Indonesia kedepan tentu jauh lebih kompleks dan lebih berat,berbagai persoalan kebangsaan akan muncul silih berganti khusunya di berbagai daerah yang sedang bangkit semangat untuk mewujudkan harapanya,wacana dan isu desintegrasi yang muncul akan memicu daerah lain melakukan hal yang sama,khsusnya daerah2 yang kaya dengan sumberdaya alamnya, ikatan kebangsaan akan menghadapi ujian yang maha berat,dalam situasi seperti itu maka tentu saja semua komponen para pemegang kebijakan strategis harus kuat apalagi ancaman desintegrasi tidak berdiri sendiri,dan tentu saja Mendagri sebagai lembaga yang seharusnya paling bertangung jawab menjaga ke utuhan NKRI harus lebih proaktif meminimalisir dinamika tersebut,karena kalau mendagri gagal melakukan minimalisir maka yang akan lahir adalah pendekatan-pendekatan yang akan banyak memakan korban dan tidak melahirkan hasil makimal,alias pendekatan refresif,kalau itu yang terjadi maka bukan hanya akan melahirkan konfik berkepanjangan antara pusat dan daerah,antara rakyat dan negara tapi akan mengundang dunia luar untuk intervensi,kalau sudah demikian maka nasib tidak lagi ditentukan oleh diri sendiri, sejarah banyak mempertontonkan bagaimana kalau asing sudah ikut campur dalam negara lain,tentu saja akan membawa kepentingnya cukuplah Mesir,tunisia dan Libya sebagai contoh nyata. |
2014, Perang Ideologi Atau Perang Intelejen
Para pejudi politik yang berani gambling untuk pertaruhanya kadang lupa mempertimbangkan harapan dan mimpi rakyat, ternyata para pejudi tersebut masih belum sepakat bahwa pemilihan presiden berikutnya adalah melalui pemilihan umum 2014 sesuai amanat konstitusi,masih ada yang mewacakan pemilu dipercepat dengan jalan menurunkan pemerintahan yang sah sebelum 2014 baik melalui rental Kudeta atau nyanyian Revolusi. Tulisan kecil ini tanpa bermaskud merendahkan wacana di luar pemilihan umum yang terus di kumandangkan,tapi mencoba melihat Harapan besar mulusanya jalan Demokrasi konstitusional perubahan kepemimpinan nasional melalui jalan pemilihan umum artinya pemilu 2014, tentu saja dasarnya Indonesia harus di selamatkan dari huru hara politik seandainya tidak tepat melangkah.
Pasca Reformasi 98 atau istilahnya masa transisi Bangsa ini masih sepakat walaupun tidak tertulis bahwa pemilihan kepemimpinan nasional yang dilakukan melalui jalan Demokratis, sehingga proses transisi politik berjalan mulus,tidak terbukti secuilpun bahwa Bangsa ini akan larut dalam pusaran konflik seperti yang diramalkan para anslis dunia yang memang akan di untungkan dari runtuhnya NKRI.
Satu kali pemilihan kepala negara melalui anggota DPR RI yang terdiri dari macam-macam partai setelah sekian lama di tentukan oleh ratusan ‘penentu’ dari tiga partai,lalu ini yang sangat menentukan sebuah negara besar,baik dalam jumlah Rakyatnya,besar dengan keberagamanya,juga negara muslim terbesar di dunia,melakukan pemilihan pemimpinya secara langsung dan berhasil,sebuah mahakarya anak bangsa atas karunia Allah SWT yang terus di tulis dengan tinta emas dalam peradaban dunia, Proses transisi itu berhasil di lalui dengan gemilang.
Kembali ketulisan awal bisa di katakan bahwa pemilihan umum 2014 yang di agendakan sesuai konstitusional adalah pintu utama berakhirnya transisi politik nasional, di 2014 ini juga akan berlangsung ‘liga’ Demokrasi terbesar akan berlangung, dan tentu saja suasaana kebathinanya akan sangat berbeda dengan 2009 walaupun sama-sama di bawah landasan pemilihan umum secara langsung.
Apa yang membedakan? Intinya di pemilu 2014 mendatang masyarakat semakin matang dalan politik,pendidikan politik yang selama ini berlangsung menjadikanya matang sehingga harapan Indpnesia kedepan sudah terbentuk,yang kedua Demokrasi memberikan peluang besar pada Ideologi apapun untuk berkiprah dalam perhelatan tersebut,ideologi yang selama ini tiarap karena psikologis sejarah akan menunjukan taringnya secara jantan baik Islam,Kapitalis, Komunis,termasuk sosialis dll dalam arti para ideolog berhasil melakukan konsolidasi, ketiga pergantian era,era SBY akan memasuki massa istirahat diganti oleh era baru,maka tidaklah heran kalau buka-bungan pertarungan 2014 sudah tumbuh dan mekar sejak hari ini,termasuk isu2 penggulingan kekuasaan adalah bunga-bungan 2014.
Naiknya Sri Moelyani ke peta politik nasional belakangan ini dengan kendaraan politik sendiri walaupun pada saatnya nanti bisa ‘merental’ partai yang sudah ada semakin meramaikan bursa pemilu 2014 apalagi pencalonan Presiden Sri moelyani di dukung oleh partai dengan tokoh-tokoh senior yang berhaluan sosialis seperti Goenawan Muhamad,Rahman tolleng, Arbi sanit dll membawa pesan tegas bahwa perang terhadap penganut Neoliberalism akan terbuka.
Kemunculan Sri tentu saja akan mengkonsolidasi diri para penganut paham tersebut di partai manapun mereka berada,baik di PKS, Golkar,PDIP, Demokrat dll,artinya bahwa Sri Bukan saja membawa agenda kepentingan besar kaum pemodal asing seperti yang dituduhkan pihak2 lawan politiknya tapi juga yang lebih utama Sri menjadi wadah bersatunya kaum sosialis dalam peta politik nasional yang selama ini berserakan.
Di sisi lain, kelompok yang berhaluan Neoliberalism tidak kalah solidnya,kelompok yang selama ini membawa kepentingan pasar terbuka juga semakin kuat,berbagai amandemen yang menjadikan Indonesia pasar bebas adalah bukti begitu kuatnya kelompok ini menguasai jagat politik,kelompok ini juga ada dimana –mana tapi mungkin tidak kemana-mana.
Kelompok yang ketiga adalah penganut ideologi islam / syariat, kelompok ini juga berhasil melakukan konsolidasi dengan agenda yang sama menjadikan Indonesia negara Islam (merubah Ideologi Negara Pancasila), sebuah wacana yang tidak pernah berakhir dan berlindung di balik Demokratisasi dengan rapih,dan kelompok ini sama seperti Ideologi yang lain menyebar di berbagi Partai tapi lebih subur di Ormas dan kemasyarakan lainya. Dan Yang juga jangan di pungkiri memiliki kekutan adalah kelompok Komunis dan Islam moderat,kelompok ini tetap semarak dalam tidurnya, dan berjalan-jalan di antara partai-partai yang semakin terbuka.
2014 adalah pertarungan yang sarat dengan benturan Ideologi,konsep membawa Indonesia lebih baik akan di dasarkan pada Ideologi tersebut bukan lagi kehendak pasar atau rakyat,tapi rakyat diajak bernostalgia dengan biusan ideologi, kondisi tersebut juga berbarengan dengan menurunya keyakinan perubahan bangsa melalui jalur politik,dalam arti kepercayaan rakyat terhadap parpol yang turun drastis selama ini akibat prilaku elite akan terobati oleh biusan tersebut.
Perang Ideologi tersebut akan sangat terasa karena memang dunia juga sedang mengalami hal yang sama, perang Dagang yang berlatar belakang Ideologi,AS,CINA, Uni Eropa dan Islam bertarung pengaruh di segala lini,di lembaga Dunia seperti Word Bank,IMF,Vatikan,kursi AS 1,PBB dll,semua bermuara pada perang tersebut, dan tentu saja mereka juga akan ikut memainkan perang tersebut sesuai dengan kepentingnya,baik kepentingan kelompoknya atau kepentingan nasionalnya dan kita bisa merasakanya bagaimana konflik-konflik antar bangsa saat ini di belahan dunia sangat di tentukan oleh pertarungan kepentingan negara-negara besar tersebut dengan ideologinya.
Lalu apa hubunganya dengan Inteljen,apa kaitanya dengan Perang Inteljen,ini bisa dimaknai sebagai perang peran dan kelompok yang selama ini berjalan di dunai ini,baik militer,polisi maupun sipil.Proses Demokratisasi yang luar biasa ini memang membuka kran selebar-lebarnya terhadap partai untuk menampung siapapun berkiprah termasuk para purnawirawan untuk berkiprah.
Kita juga bisa merasakan kehadiran para purnawirawan tersebut begitu luar biasa sehingga hampir semua partai yang dimaskuinya membawa nuansa ‘gerakan tertutupnya’. Kalau dulu hanya Golkar sebagai wadah purnakarya maka saat ini tidak ada satupun partai yang tidak menampung para petinggi yang pernah berkiprah dalam kelompok strategis tersebut, PDIP,Golkar,Demokrat,PKS,Hanura dan Gerindra,PPP,PKB semuanya hadir dan sah sesuai UU.
Perang inteljen tersebut bisa di pahami dalam konteks rival dan persaingan politik yang tentu saja akan berbicara kekuasaan dan uang walaupun dalihnya berbagai ragam baik NKRI,Indonesia lebih baik,dsb rival tersebut selama ini tertera pada Jenderal merah,Jenderal ijo,Jenderal Orde Baru,jenderal Orde Reformasi, jenderal sakit hati,walaupun bisa saja itu Cuma kecamata yang rabun.
Namun demikian diera ini sesuai dengan konstitusi siapapun dan kelompok manapun berhak untuk ikut mewarnai jagat politik,tranisisi telah banyak melahirkan tokoh politik nasional yang pada awalnya justru ditelan jaman karena pandangan politiknya keluar mainstream dan kepatutan.
Jadi pada 2014 bukan saja pertarungan ideologi, tapi juga pertarungan inteljen yang tumbuh dan subur di berbagai partai,sebuah pertarungan yang tentunya sangat menarik,karena ini bukan saja pelajaran berharga bagi rakyat tapi juga pilar penting supaya bisa melokalisir pertarungan tetap dalam koridor NKRI,walapun seperti pohon bambu tidak semua bambu sama lurusnya.
Catatan Akhir
Perang Ideologi yang sesunguhnya harus di maknai sebagai Perang antara Pancasila dan perongrongnya,harus di pahami sebagai perang antara NKRI yang tetap utuh dengan yang mengharapkanya Runtuh.NKRI dan Pancasila adalah harga mati sesuai dengan kesepakatan nasional,artinya Ideologi apapun silahkan bertarung di Republik Ini tentunya untuk membawa Indonesia lebih baik,tapi kalau yang lahir adalah Ideologi yang membawa pesan perpecahan,perubahan Ideologi negara maka tentu saja harus di anggap musuh bersama,karena ideologi tersebut adalah penumpang gelap Reformasi, Inteljen yang bertarung dan mewarnai berbagai Ideologi konstestan pada pemilu 2014 semoga tetap pada peran politik kebangsaanya,tidak hanyut pada sejarah masa lalu yang tergelincir,sedangkan berbicara donatur asing yang sudah geer melihaat Indonesia diambang perpecahan dan melihatnya sebagai keuntungan yang di depan mata sehingga mau menjadikan Indonesia sebagai medan konflik dan pertarunganya biarlah itu tumbuh dalam angan-anganya.kini yang perlu segeral dilakukan adalah konsolidasi nasional dalam rangka melawan berbagai ancaman desintegrasi nasional yang mulai ada riaknya, konsolidasi nasional sebagai wujud ‘jiwa negarawan’ para politisi kita, sekaligus memberikan ketauladanan pada rakyat untuk selalu waspada,tetap bersatu, tidak mudah di pecah belah,dan terus berkarya dan mandiri sehingga agenda besar perubahan kepemimpinan nasional sesuai amanat Rakyat yang tertuang dalam konstitusi yaitu melalui pemilu 2014. |