Rabu, 22 Februari 2012

Ketika Media memilih pemenang berita : Teroris atau Korupsi



Di gerbang 2012 ini, Media massa nasional baik cetak,radiao maupun TV berhasil secara telak memenangkan pemberitaan kasus korupsi sebagai isu utama dan menggeser isu terorisme,mengapa kedua isu ini yang diangkat? apa dampak dan untungnya untuk Rakyat?, lalu benarkah Terorisme sudah masuk kotak, pelajaran apa yang di dapat dari perjalana bangsa belakanga ini dari kejadian tersebut.
Masih segar sekali dalam ingatan kita bagaiana tiba2 Indonesia menjadi sebuah jalur gaza,dalam arti bom meledak dimana-mana,semua tokoh agama sibuk menjelaskan bahwa Teror Bom itu tidak ada hubungnya dengan agama, lalu munculah sebuah kesepakatan bahwa Teroris adalah musuh bersama,musuh negara,perang dimulai melalui berbagai saluran dan sarana,sebuah konspirasi pun  lahir dan dengan mudah bisa di terjemahkan..sehingga perang itu selesai tanpa menyentuh garis finis dan kata akhir.bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia..berakhir berbarengan dengan tewasnya osama Bin Laden.
Terlepas dari ada atau tidaknya keterkaitan antara berakhirnya isu Terorisme dan tewasnya Osama,faktanya memang perang terhadap Teroris berakhir, termasuk pemberitaan di media2 nasional yang menggurui bagaimana perang melawan teroris dan berkampanye apa itu islam damai.
Apakah benar bahwa perang melawan teroris sudah berakhir? Ataukah hanya berakhir di permukaan saja artinya di dunia berita? Bagaimana bisa berakhir begitu saja bukankah kaderisasi yang dilakukan oleh para tersangka Teror berjalan terus,dan menurut film2 yang yang mengisnpirasi para pelaku terror ternyata setiap korban berjatuhan akan selalu melahirkan dendam berkepanjangan,tentu saja harapanya semoga tidak dan memang sesuai rencana bahwa perang melawan Teroris telah berakhir..dalam arti tutup Buku.  
Kini kita kembali di bangunka atau di sadarkan oleh madia yang sama bagaimana perang melawan korupsi, berita korupsi yang di sajikan belakangan ini mampu membuat masyarakat geram dan marah sama seperti ketika perang melawan Teroris, Bedanya ketika melawan Teroris korbanya jelas dan kepentinganya juga demikian,tapi melawan korupsi kepentinganya sangat jauh berbeda mungkin karenamedia2 tersebut sudah terkontaminasi kepentingan politik bukankah para pemilik media sekarang mulai berpolitik?   

Rabu, 15 Februari 2012

Kemenkumham Terima Rp 1 Triliun dari FBI, Amerika Serikat Bangun Biro Introgasi di Sejumlah Lapa



Syabab.Com - Bagaimana jadinya bila negeri yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini, yang katanya telah berdaulat ini tapi masih juga membiarkan negara penjajah membangun kantor biro introgasi di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Bila demikian adanya, benar-benar, negeri ini telah menjadi negari bagian bagi Amerika.
Dilaporkan, Indonesia Police Watch (IPW) mengecam tindakan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang membiarkan Amerika Serikat (AS) membangun kantor Biro Intrograsi di sejumlah Lembaga Pemasarakatan (Lapas).

Pembiaran itu dilakukan Kemenkumham karena ada timbal balik kedua pihak, yakni mendapatkan dana segar Rp 1 triliun per tahun dan pemerintah Amerika dan Federal Bureau of Investigation (FBI) dapat konsensi bebas memeriksa para narapidana Indonesia di sejumlah lapas, terutama napi terorisme.

“IPW mengecam proyek ini,” tegas Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam siaran pers seperti dikutip Tribunnews.com, Selasa (14/2/2012).

Informasi yang diterima IPW, biro intrograsi Amerika yang berada di dalam lapas ini seluas 4 x 7 meter. Di dalam ruang tersebut terdapat ruang kaca pengontrol, lampu sorot pemeriksaan, alat rekam, alat sadap, dan sejumlah alat pendukung intrograsi.

Neta menjelaskan, IPW mengecam proyek ini karena telah Amerika melanggar kedaulatan NKRI, terkategori menjual negara nan melanggar hak asasi narapidana.

IPW mengingatkan napi tidak boleh lagi diperiksa siapa pun, karena proses hukumnya telah selesai. Jika napi terlibat dalam tindak pidana, maka hanya polisi yang berhak memeriksanya, bukan aparat Direktorat Pemasyarakatan (Ditjen PAS), apalagi aparat Amerika.

“IPW sendiri mempertanyakan nasionalisme Menkumham yang membiarkan pemerintah Amerika Serikat mengacak-acak lapas di Indonesia,” tukasnya.

Tidak hanya itu, IPW juga mendesak Komisi III DPR dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta penjelasan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Amir Syarifuddin, perihal proyek pembangunan kantor biro intrograsi Amerika Serikat di dalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas).

“Untuk itu, proyek ini harus segera dihentikan dan harus segera memanggil Menkumham,” kata Neta S Pane.

Dalam melakukan intrograsi terhadap napi di lapas, orang-orang Amerika itu akan didampingi petugas Direktorat Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Pihak Amerika berdalih program ini dengan sebutan program “deradikalisasi”. Sebagai realisasi program ini, sebanyak 14 pejabat Kemenkumham telah diberangkatkan ke Amerika, termasuk mengujungi penjara Guantanamo.

Demikianlah, lagi-lagi negeri ini tampat masih berada dalam kunkungan negara penjajah Amerika Serikat, negera yang telah menjajah serta memporakporandakan negeri Muslim Irak, Afghanistan, serta membunuhi kaum Muslim di perbatasan Afghanistan Pakistan.

Ketika beberapa pihak mengembar-gemborkan empat pilar kebangsaan, tetapi di waktu yang sama semua hanya polesan belaka. Faktanya, beberapa kalangan malah berjabat tangan dengan negara penjajah di saat ditegaskan bahwa penjajahan di dunia harus dihapuskan.
Negara penjajah Amerika Serikat telah memiliki banyak pengalaman buruk tentang pengadilan dan itrogasi yang tidak adil serta kejam bagi kaum Muslim. Beberapa tahanan di penjara Guantanamo telah disiksa tanpa ada bukti-bukti. Demikian juga, putusan tak adil untuk Dr. Aafia Siddiqui, seorang srikandi Muslimah yang dipenjara bertahun-tahun, disiksa hingga dirampas kehormatannya, tanpa ada bukti yang jelas telah menunjukkan kebejatan pengadilan mereka. Lalu, apa yang diharapkan oleh negeri ini, ketika biro introgasi masuk ke sejumlah Lapas? Uang? Begitu murahnya... !

Kaum Muslim sudah saatnya bangkit dan kembali kepada tatanan syariah. Hanya kembali kepada syariah inilah, negeri ini akan mandiri, maju dan berwibawa. Di bawah sistem Khilafah yang akan menyatukan seluruh negeri Muslim di dunia akan mengembalikan sumber daya negeri Muslim dari tangan penjajah hanya untuk kesejahteraan rakyat, tidak seperti sekarang yang hanya menguntungkan negara penajajah. Insya Allah, semakin dekat. [m/tribunnews/syabab.com]

Zaman yang akan kita kenali dan beda dengan sebelumnya



Jika masih mau lebih jauh silakan lakukan survey kepada kader partainya dan tanyakan jika partai partai itu tiba tiba ditinggalkan pemiliknya, jawabannya pasti bingung dan pengaruhnya besar sekali walaupun biasanya jika tidak hancur akan terjadi juga tawuran dan transformasi ke fase barunya.
I.Zaman Turbulensi dan kejutan.

Pada artikel ,Pemerintah Jangan Fokus kepada Pemberantasan Korupsi.Pks akan menjadi pemenang pemilu 2014?. Ada pertanyaan kenapa Nasdem bisa menang di pemilu 2014?..sederhana saja dengan kondisi seperti ini maka partai partai bisa jadi sibuk tawuran dan nasdem yang awalnya dari pelumeran partai Golkar sekarang isinya anak anak muda dan dengan dana yang cukup serta persiapan 5 tahun pasca kekalahan Surya paloh di pekanbaru 2010 apalagi saat ini bertambah kekuatannya setelah Jk semakin dekat kesana juga Punya calon yang Kuat dari kalngan kepolisian yang punya wibawa dan pengaruh besar dikepolisian maupun di masyaralat atas jasanya. Dan perlu diingat bahwa belum pernah polisi menjadi Presiden Indonesia sehingga dengan posisinya seperti saat ini kekuatan yang luar biasa ini sangat kuat untuk mendukungnya,

Soal survey yang katanya Golkar pdi-p baru demokrat urutannya jika diadakan pemilu sekaang itu adalah cara hasil survey yrjadi dak akan pernah terbukti karena mana akan terjadi pemilu sekarang dan jika dilihat sangat pasti bahwa surveynya hanya survey kesan permukaan dan bukan deep interview sehingga tidak dibaca alasan dan latar belakang serta sejauh mana kesan permukaan itu dicerminkan. Oleh karenanya survey nya sering benar permukaan tetapi bisa jauh dari kenyataan ketika prakteknya dilakukan. Dalam konteks Golkar saja misalnya apakah sudah dihitung bahwa partai ini sekarang sedang melumer dengan keluarnya berbagai kader golkar ke Nasdem dsan akan dicalonkannya lagi JK, misalnya, begitu juga Demokrat yang sedang meledak didalam dan terbirit biritnya bebrapa kader dan kondisi partai pasca diungkapnya wisma atlit yang mulai merembet ke hambalang dll. Walaupun benar kelihtannya untuk kasus wisma atlit tidak akan sebanyak kasus kasus lainnya jika dibongkar seperti yang disebutkan nazarudin dan persidangan atau petugas KPK memang bisa saja fokus dan tidak mau masuk kekasus lainnya dengan alasan takut pengaburan perkara yang artinya oknum yang terlibat dikasus lainnya bisa menjadi lolos. Hanya dengan kondisi yang berbeda ketika orang drkatnya Pak harto diadili yang tidak pernah sebut nama orang lainnya kasus kasus ini memang menjadi meledak kesana kemari. Dalam konteks survey hasil pemilu partai kondisi seperti ini tidak digali sehingga itulah alasan kenapa hasil survey untuk 2014 sangat mungkin meleset sehingga bukan tidak mungkin yang unggul itu Pks dan nasdem?.

Belum lagi fakta dimana cara para tokoh menggunakan partai yang dalam beberapa fenomena ada yang menggunakannya seperti menggunakan pampers, pembalut wanita atau kondom?....yang menggunakan seperti pampers dimana ia besarkan partai dari kecil dan visioner tetapi tinja dan air seninya ditampung dan dipastikan ia dan generasinya belum tentu berhasil dengan partainya karena jangka panjang hasilnya. Yang menggunakannya seperti pembalut wanita ia hanya digunakan pada saat datang bulan periodik dan menjaga kehidupannya saja karena partainya sudah bisa digunakan pada dasarnya, dan yang ketika adalah menggunakannya seperti m,enggunakan kondom, dimana kondom digunakan rata rata bukan oleh suami istri dan kalau suami istri saja karena alasan spesifik dan penggunaan kondom rata rata untuk melepas hasrat tanpa konsekuensi bertanggung jawab.

Coba apa yang terjadi dalam rumah tangga anda jika suami atau istri anda tiba tibda itemukan kondom di dompet atau tempat pribadinya padahal dengan anda tidak menggunakan kondom?...bukan terjadi perang dunia?..dalam konteks partai silakan lihat hanya PDI-p yang tetap digunakan calaonnya sampai jadi presiden dan setelahnya yang lainnya ada yang berhasil mengantarnya menjadi Presiden seperti PKB dan Demokrat sedangkan yang lainnya hanya menjadi calon presiden setelah itu ditinggalkan termasuk diajak koalisi memenangkan calon presiden dan setelahnya seperti dipakai saja. Kondisi ini sangat mewarnai kejerikatan pemilih dan kader partainya karena merasa dan berpersepsi bahwa hanya dipakai saja maka polanya menjadi transaksional dan jika transaksional tidak berbasis kuat dan pemilih cenderung mencri partai baru dan tokoh baru.

Kenapa Prbowo dan gerinda tidak dihitung akan menang dan mendapatkan perolehan suara yang besar?...soal ini biarlah melangkah terus dilapangan karena selama Prabowo lebih dipersepsikan hanya ingin menyaingi wiranto dan masih belum beres dengan cendana maka sesungguhnya memang bisa membesar dukungannya tetapi untuk menjadi yang terkuat akan sulit terjadi karena akan terjadi mekanisme tertentu ketika indikasi sangat menguat itu terjadi.

Belum lagi partai juga cenderung partai dikendalikan tokohnya PAN , seperti miliknya Pak Amin Rais, Hanura miliknya Pak Wiranto, Gerindra miliknya Pak Prabowo, PDI-p miliknya Ibu Megawati, Demokrat miliknya SBY dan nasdem miliknya Surya Paloh, Pks miliknya Ustad Hilmi dan dewan syuronya sehingga hanya Golkar, PPP dan Pkb yang awalnya milik Pak Dur tetapi sekarang apakah miliknya Muhaemin atau milik NU ya?.. dengan kondisi seperti ini maka kecenderungan partai menjadi milik masyarakat dan dipersepsikan akan menembus zaman manjadi sulit sekali sehingga akibatnya sangat kondisional dan mendorong transaksional belum lagi kelakuan kadernya yang jika tidak lolos menjadi calon cenderung nyebrang ke partai lainnya, ini juga membuat kurang terbangunnya ikatan idiologis dan aspiratif antara partai dan kadernya serta konstituennya karena semuanya cenderung situasional dan waktunya tidak jelas dan panjang sehingga memancing transaksional menjadi pola dan mekanisme kerjanya. Dan jika transaksionalnya itu saat ini belum mengarah ke transaksional program misalnya buatkan jembatan, sejahterakan poemilih , buatkan sekolah dan hal hal yang lebih poanjang serta sustainable tetapi masih transaksional recehan dan hit and run.

Jika masih mau lebih jauh silakan lakukan survey kepada kader partainya dan tanyakan jika partai partai itu tiba tiba ditinggalkan pemiliknya, jawabannya pasti bingung dan pengaruhnya besar sekali walaupun biasanya jika tidak hancur akan terjadi juga tawuran dan transformasi ke fase barunya.

Ketika memposisikan partai masih sekelas pembalut dan kondom maka akibatnya masih seoerti yang kita lihat sekarang ini dan memang segera harus merubahnya sehingga memposisikan partai harus seperti memposisikan sebagai anaknya sendiri yang dibiayai dibesarkan disekolahkan dan pada saatnya dilepas tetapi dijaga secara baik. Apakah pola seperti ini akan terjadi?... seharusnya jika Demokrasi sudah merupakan keputusan bersama dan memang itulah pilihannya. Kondisi ini juga memang sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu sebelum tahun 60an dimana partai lebih sebagai aspirasi dan idiologis sehingga perdebatan perdebatan yang lebih mengemuka kemudian di Era Orde baru partai hanya  digunakan sebagai kendaraan dan dijadikan alat dalam melancarkan proses pemerintahan sehingga perjalanan sebelumnya sangat berpengaruh terhadap pandangan dan perlakuan terhadap partai saat ini.

II. Perlu seurius.

Secara prinsip jika komunitas , organisasi dan partai jika diperlakukan sebagai anak normalnya akan tumbuh walau tetap ada tantangan apakah sekolahnya bener, gizinya cukup, bebas narkoba dan sex bebas dan pergaulan yang merusaknya maklum bikin partai tidak mungkin bebas dari penyakit yang dibawa bekas anggota partai sebelumnya yang nyebrang dan tanpa injeksi yang berpengalaman maka partai baru juga jauh api dari panggang. Artinya dengan diperlakukan sebaik baknya saja masih banyak resiko yang mengganggunya.

Saat ini partai partai diindonesia jika dilihat perlakuannya jauh dari ideal seperti itu maka hasilnya akan jauh dari ideal hanya dengan diperlakukan seperti pampers, pembalut wanita dan kondom saja bisa ada hasilnya walaupun banyak kelemahan maka inilah yang harus memotivasi jika partai dilakukan dengan benar semoga hasilnya akan jauh membaik. Ismail rajak , senior saya ditanya petinggi konglomerat Korea ....anda baru bisnis 10 bulan kenapa sudah merasa sanggup berbisnis dengan kami yang sudah 20 tahun?...jawabannya pengalaman saya dibisnis ini memang baru segitu tetapi jangan takut karena saya bisa mengkoordinir orang orang yang jauh lebih pengalaman dan pintar dan ini semoga akan terbukti....sehingga memang benar jika menggunakan pengalaman sendiri butuh waku sangat lama tetapi jika bersama sama bisa jauh lebih cepat dan berhasil. Ia pun diterimanya menjadi patner...sangat cerdas dan memang bangsa Ismail ini cerdas sekali.

Begitu juga lihat bagaimana pilot memakai sabu sabu saja sambil teler bawa pesawat dengan penumpang penuh bisa lebih sering selamat buktinya pesawat lebih jarang celaka dibandingkan selamatnya padahal normalnya susah banget , artinya orang indonesia ini memang ajaib walau dalam konteks ini menjadi tidak beradab dan bermoral kecuali terbukti bahwa pilot dengan menggunakan sabu akan lebih excelent kerjanya. Begitu juga peraih mendali mas di sea games yang Cuma latihan beberapa bulan , apakah ini tidak luar biasa?....jadi apapun faktanya kita sebagai bangsa perlu bersyukur luar biasa kita selain alam yang luar biasa barokah dan hebatnya jika diberikan bakat sebagai manusia yang luar biasa. Pertanyaannya kenapa bangsanya belum luar biasa seperti bangsa yang pernah dan sedang berjaya?....inilah tantangan kita bersama karena bisa saja dengan segala yang luar biasa ini kita menjadi disorientasi jarang bersatu dan anggap enteng banyak hal dan diam diam sebenarnya arogan dan sombong disisi lainnya sakit hati karena berbagai hal dan sulit bersatu serta slalu mau menangnya sendiri.

http://internasional.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/08/54141/Gelombang-Dingin-Eropa-Tewaskan-450-Orang- diindonesia gelandangan kesana kemari saja bisa hidup dan memilih hidup sebagai pengemis saja juga dapat belas kasihan sehingga jika bangsa ini didorong menjadi pekerja keras dan kreatif dan bersatu mewujudkan cita cita kemerdekaannya insya allah memang akan luar biasa. Dan salah satu penyakitnya memang tidak sungguh sungguhhttp://www.detiknews.com/read/2012/02/07/144123/1836368/10/beda-nasib-dengan-wa-ode-kenapa-angie-tak-dipecat-dari-banggar?991101mainnews  danhttp://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/08/54140/Hukum-Tak-Berani-Sentuh-Kejahatan-Penguasa- berita berita ini jika benar menghancurkan semangat berbuat baik dan saling percaya. Berita berita ini juga tidak akan bermakna dan dibaca orang jika tidak benar dan kita perlu mewaspadainya ketika masyarakat tidak percaya hukmhttp://id.berita.yahoo.com/kecewa-vonis-hakim-warga-sumenep-sebar-3-karung-120754142.html

Dengan gambaran ini maka tidak ada pilihan bahwa menghadapi kehidupan pribadi dan keluraga ini saja perlu seurius apalagi kehidupan bebangsa termasuk membangun demokrasi dengan wadah pewujudnya adalah partai.

Yang paling sederhana nilai nilai mulia dan yang harus diwujudkan sebagai cita cita, pengorganisasian, pemberdayaan dan pendidikannya perlu sistemik dan diyakini hal hal terjadi hanya dengan apa adanya juga sehingga, anggota partai bisa berdaya tetapi tidak terdidik philosophinya partai, bisa terdidik dan berdaya tetapi tidak terorganisir, bisa teroganisir dan terdidik tetapi tidak berdaya dan yang paling bahaya adalah jika nilai nilainya tidak terjamin bersih maka bisa menjadi kapal keruk atau pedator yang makan apa saja. Ini bahaya sekali.

Kita beruntung tidak lagi alami kejadian dan perlu cegah kejadian ini tidak terjadi dindonesiahttp://international.okezone.com/read/2012/02/08/412/571523/400-anak-di-suriah-tewas-akibat-pertempuran dan pengalaman Presiden khadafie yang mampu memakmurkan libya serta menjadi orang kuat selama puluhan tahun tetapi akhirnya terbunuh seperti penjahat yang hanya punya kejahatan dan seakan tidak punya jasa apapun terhadap bangsanya.

Dengan berbagai pengalaman dan perjalanan sejarah maka sebaiknya kita memandang bahwa proses penyiapan berbangsa ini tidak lagi bisa dilakukan setengah setengah dan yang lebih penting harus seurius dan disiapakan dalam jangka panjang dan tidak mudah berubah rubah.

Dalam konteks keseuriusan banyak yang tidak sadar bahwa ketatanegaraan indonesia sudah berubah dari mpr sebagai pengambil keputusan tertinggi dan powerfull menjadi salah satu lembaga tinggi negara sehingga merubah banyak hal dan ini jika beda dengan budaya Indonesia akan membuat masalah dalam jangka panjang. Desentralisasi yang dimaksudkan sebagai percepatan pencapaian kesejahteraan bagi masyarakat indonesia diberbagai daerah malahan menjadikan raja raja kecil didaerah dan tidak sinergynya Presidien, gubernur dan Bupati/ walikota apalagi jika partai dan intrestnya beda beda dan ini menyulitkan siapa saja yang memerintah. Belum lagi fakta bahwa mayoritas pasangan yang maju di Pilkada dan Pilpres cenderung berpisah ketika maju kedua kalinya sehingga konflik menjadi merebak dimana mana.

Kondisi saat ini dipastikan tidak ada seorangpun yang mengetahui potensinya dan masalahnya seluruhnya sehingga disinilah dibutuhkan kebersamaan dan saling tuker juga diskusi. Dengan fakta ini maka kelihatan sekali ketidak seuriusan banyak karena banyak juga yang keliru ketika menetapkan akar masalahnya. Dan bisa dibayangkan jika menetapkan akar masalah saja sudah salah pasti salah menetapkan solusi dan implementasinya akibatnya terpeleset jauh.

http://foto.detik.com/?9922022 ini contoh kegilaan yang juga terbukti sangat berbahaya dan tidak juga selesai belum lagi http://www.haluankepri.com/news/anambas/23347-banyak-jalan-berlobang-dimusim-hujan.html yang terbukti juga membuat korban jiwa walau kelihatan sangat sederhana dan bukan prioritas pejabat tinggi negera mengurusnya.

Berbagai kegilaan dan kerusakan itu mengaburkan potensi indonesia yang sesungguhnya sangat melipah ruah, mulai dari iklim dan usara serta cuaca, atas buminya yang indah dan tanaman serta binatangnya apalagi perut buminya disamping kreatifitas dan keunggulan manusianya., nach kita musti cepat sadar jangan sampai ketika semuanya termasuk kulinernya dikuasai orang lain termasuk pariwasatanya baru bangsa ini tersadarkan., kita musti bangkit segera.

III. kita mulai tidak kenal kita sendiri.

Dengan berbagai perubahan yang begitu luas dan cepat sekarang ini pasca 1998 maka harus segera disadari bahwa kita semua smakin tidak akan mengenal keadaan kita sendiri jika kita tidak mengenalnya dan mencermatinya secara sungguh sungguh.

Kita semakin terkaget kaget melihat yang sebelumnya dipersepsikan alim bisa nabrak dan bunuh 9 orang ternyata nyabu , pilot yang dibayar sangat mahal dan terkenal safety dan disiplin juga ternyata nyabu dan para pejabat dan petinggi negeri yang dipesepsikan terhormat ternyata penjarah uang negara alias koruptor dan setelahnya keluar dari penjara juga banyak yang malahan dendam karena sistim hukumnya rusak sehingga hukum bermata banyak bukan hanya mengabdi kepada keadilan dan kebenaran tetapi bisa juga kepada uang, kekuasaan dan kepentingan tertentu.

Akibat kondisi ini tidak aneh jika akar masalah tidak lagi mudah diketahui dan masalah juga bisa berlapis lapis sehingga masalah paling intinya tidak ditemukan.

Kesulitan menemukan inti persoalan sudah menjadi persoalan ditambah lagi perubahan cara pandang, budaya dan perilaku ditambah perubahan geopolitik dan pertarungan ekonomi lokal, regional dan internasional....apalagi saat ini ketatanegaraan juga berubah total ditambah pertarungan politik lokal, propinsi dan nasional. Walaupun begitu hal ini jangan dilihat dari segi pesimisnya karena banyak juga kesempatan dan hikmahnya hanya kondisi ini menginsyaratkan bahwa berbagai hal tidak lagi dapat dianggap sebagai sesuatu yang seperti sebelumnya begitu saja

Bersungguh sungguh saja bisa gagal apalagi jika dikerjakan seadanya dan apalagi banyak agenda bukan lagi pasti gagal tetapi bisa lebih fatal karena akan menimbulkan bencana.

Atas dasar ini sangat menjadi strategis maka tidak ada pilihan lain kita perlu bergegas untuk mengenali berbagai hal dan dalam konteks ini juga kita bangsa Indoensia beruntung bahwa media massa diindonesia berhasil membawa berbagai perubahan ini kedalam rumah dan pikiran kita masing masing dengan pengabdiannya karena media sebagai pilar keempat Demokrasi tidak dibayari negara tetapi bisa eksis.

Universitas dan sekolah juga tidak punya pilihan untuk mengantisipasi kondisi ini dan perubahan ini sungguh tidak sederhana. Dan sesungguhnya tidak sederhana dan jangan mudah terkesima begitua juga sebaliknya tidak peka terhadap perubahan.

Kita bangsa Indonesia tidak kenal dipaksa bangsa lainnya pasca kemerdekaannya dan harus mendapatkan hikmahnya dari penjahan yang 350 tahunan itu dan awalnya seperti tidak bermaksud menguasai nusantara ini serta akhirnya susah sekali diurus akibat para pendahulu kita terpecah pecah. Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan patut disyukuri ikut menetukan sejarah perjalanan bangsa bangsa di belahan dunia lainnya, apakah akibat kemerdekaannya, pasca konferensi asia afrika, pasca 66an , ketika orde baru yang stabil atau pasca reformasi ini.

Dan kebertahanan negeri ini bukan juga hanya berbagai keunggulannya saja tetapi juga karena belas kasih jutaan  warganya yang menyantuni saudara lainnya yang belum mampu mandiri dan juga doa para orang sholeh yang berdoa serta berbuat baik bukan hanya bela yang bayar tetapi memang berahklak luhur,. Disisi lainnya semakin dibutuhkan seluruh aparat negara dan birokrasi serta para politisi dan pengusaha untuk mendorong berbagai kemaslahatan dan kebaikan terjadi dinegeri ini.

Sehingga kembali kepada persiapan 2014, yang paling penting adalah bagaimana menggali kondisi saat ini sedalamnya dan memprediksi serta mempersiapkannya pasca 2014 tersebut secara lebih dalam dan bertanggung jawab bukannya mengekploitasi kebanggaan sesaat dan dipakai memanipulasi politik kesan dengan berbagai kekurangannya jika bukan hanya kepentingan pragmatis saja., semoga kondisi ini bisa juga berubah kedepannya.

Sekali lagi jangan berhasil dipecah belah dan bentrok serta teruslah mengarungi peradaban ini dengan semakin sungguh sungguh serta keinginan luhur maka berdasarkan pengalaman akan turun berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa menyelamatkan kita.


Salam
Agus Mudya natakusumah.
(sumber www.selamatkan-indonesia.net)

Sabtu, 11 Februari 2012

perang urat saraf media bawah tanah Syiah vs Barat

memasuki 2012, informasi politik internasional di dunia maya di dominasi oleh pemberitaan mengenai sepak terjang aliran Syiah,bukan hanya peseteruan antara Iran dan Barat khusunya Amerika yang tanda kutif tentu saja Israel tapi juga bagaimana kekuatan perang urat sarap yang di lakukan negri Mullah itu membangun perlawanan alternatif atas dominasi di seluruh dunia, tentu saja tidak ketinggalan di indonesia.

jejaring sosial,media online,radio,media bawah tanah baik berkedok kajian penelitian, ilmiah dll terlibat secara terbuka dalam perang urat saraf tersebut Ribuan situs propaganda bersahutan berselancar di ruang maya, ada yang membombardir sepak terjang syiah di di dunia, termasuk di indonesia, ada yang membongkar gerakan bawah tanah syiah,ada yang membongkar sejarah syiah, ada yang mengkafirkan, ada yang membongkar kejahatan wahabi,ada yang membongkar ancaman syiah maupun ancaman yahudi dll dan perang tersebut sudah melebar keberbagai lini yang lebih luas,dan melibatkan seluruh komponen umat islam anehnya yang berseteru justru tanpa terlihat keterlibatan peserta perang yang sesunguhnya, yang berseteru di maskud adalah Amerika Serikat dan sekutunya.

apa yang sesunguhnya terjadi, apakah Iran hari ini sudah menjadi ancaman serius bagi Amerika dan sekutunya, ancaman apa yang di sebarkan Iran sebagai catatan bahwa kekuatan militer Iran tidak sehebat israel dan masih jauh di bawah kekuatan militer Arab saudi,atau adakah ini hubunganya dengan tatanan baru timur tengah yang di desai barat? atau hanya sekedar perang demi sekelompok kecil elite Amerika dan barat dalam berbisnis minyak, atau kah karena kedua negara tersebut dalam menyongong pilpres 2012, tentu saja perlu pengamatan serius karena pasti bahwa perseteruan yang terjadi saat ini mewakili kepentingan nasionalnya masing2.

maksud goresan ini adalah bagaimana seharusnya indonesia melihat,tentu saja harus jernih,dalam arti tidak hanyut dalam pusaran konflik dan tetap mengedepankan kepentingan nasionalnya,Cina,India dan Malasya sudah menunjukan hal tersebut tentu saja bukan sikap yang tidak perlu di cermati.sebagai catatan akhir bahwa konflik-konflik di sekuruh dunia, perang Irak,konflik afghanistan,Tunisia,mesir, suriah dll bukan kejadian yang alamiah dan pasti ada yang di untungkan, dan apa yang sekarang terjadi pada peseteruan Iran vs As dan sekutunya banyak pihak yang akan sangat di untungkan, tanpa bermaskud menari di atas penderitaan bangsa lain..sudah saatnya Indonesia terlibat jauh dalam pusaran tersebut kalau di sinyalir menguntungkan kepentingan nasional kita.








Indonesia Yang Masih Disandera

Sumber Daya Alam yang melimpah, dikuras,bahkan mampu membangun sebuah negara yang mengeruknya, APBN yang luar biasa besar dengan angka2 yang fantatstis dari tahun ke tahun,Sumber Daya Manusia yang unggul dengan stock yang sangat banyak pinter dan cerdas2,seruan kebijakan yang selalu dinyanyikan dengan merdu dari generasi ke generasi sehingga mampu membuat rakyat tidur dalam buainya, konglomerat dan pengusaha yang se abreg yang lahir dari rahim ibu pertiwi, semuanya ternyata belum nyambung dengan harapan Rakyat, seolah-olah tidak ada hubungannya.

Hingga hari ini kita masih menyaksikan bagaimana kemiskinan masih mudah untuk di tonton dan dirasakan,antrean ‘pengemis’ sembako di berbagai daerah menandakan bahwa supaya dapur ngebul ‘berasap’ masih mahal, pendidikan berkualitas yang katanya murah dan gratis tidak sesuai dengan impian rakyat tetap memerlukan pengeluaran yang mahal, demikian pula anggaran untuk sehat bagi si sakit jauh api dari panggang dan selalu menguras ekonomi keluarga.

Anak jalanan,pengemis dan gelandangan dan fakir miskin yang di lindungi UUD 45 benar2 di lindungi dan di berdayakan tetap ada bahkan berkembang biak,sedangkan Koruptor,Mafia anggaran berhasil melakukan ideologisasi pancasila dalam arti melakukan penyelesaianaya melalui musyawarah mufakat.ujungnya melahirkan warna kontras antara Rakyat yang semakin bergelut dengan kemiskinanya dengan elite bangsa yang berenang dalam koleksi kemewahan hidup tanpa batas.

Pancasila sebagai Ideologi negara sedang di sandera,NKRI sebagai tujuan mulia dan kesepatan anak bangsa juga di sandera,UUD 45 sebagai Rel dan aturan main disandera,kemerdekaan hakiki sebagai kebersamaan hati anak bangsa di sandera,ikatan kebangsaan dan rasa hidup bersama di sandera,masa depan Rakyat,bangsa dan negara di sandera.

Politik luar negri Indonesia yang bebas aktif di sandera sehingga Indonesia yang seharusnya bisa menauladani lalu litas hubungan antar negara di sandera untuk hidup secara sejajar dan berdampingan sebaliknya, penjahahan secara halus dalam berbagai bidang kepentingan nasional di rumah tangga dunia masih terus terasa,sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat di sandera bahkan di bajak oleh kekuatan asing,sumber daya manusia disandera oleh hilangnya tauladan dan matinya tujuan,Harapan Rakyat di sandera oleh segelintir anak bangsa yang merelakan dirinya di sandera oleh kerakusan,keangkuhan dan kekufuran dan menghamba ‘tuan-tuan kebodohan’ yang berhasil mematikan rasa,komitmen,integritas dan rasa kebangsaan.

Bebaskan Indonesia Dari Sandera

Pertanyaan dasar dan sederhana siapa yang melakukan sandera tersebut? Apa bahayanya Kalau membiarkan penyanderaan ini berlarut-larut, siapa yang di rugikan? Apa dasarnya usaha untuk membebaskan Indonesia dari sandera.Yang melakukan sandera adalah para pengambil kebijakan dan perangkatnya yang memiliki wewenang untuk menakhodai kapal Indonesia,wewenang karena amanah yang di berikan oleh Rakyat sesuai dengan kesepakatan melalui UU, sandera terjadi karena para pengambil kebijakan tersebut tidak menjalankan amanah yang di titipkan,mereka menafsirkan nasib rakyat berdasarkan kepentingnya,mengutamakan kelompok dan keluarganya,menjual wewenangnya terhadap para cukong dan calo sehingga menguntungnya cukong dan ‘tuanya’.

Bahaya dari penyanderaan ini adalah memufuk terputusnya harapan rakyat,kebersamaan,kepercayaan pada pemegang amana dan terakhir mematikan keyakinan hidup bersama dalam satu ikatan,di jejaring sosial kita mulai menemukan ungkapan-ungkapan yang membuat miris bagaimana rasa kebersamaan sebagai bangsa mulai tergerogoti,pancasila sebagai Ideologi negara kehilangan tauladan dan penegaknya,NKRI nyata-nyata terancam dan gejolak timur tengah menjadikan cermin yang sangat bening,bagaimana reaksi masyarakat Libya ketika negaranya di serang kekuatan asing,satu masyarakat mengorbankan nyawanya sampai titik darah penghabisan karena bagian dari Rezim khadafi,satu masyarakat cuek bahkan menjadi Turis ke Bali dll,satu masyarakt malah menyambut kedatangan kekuatan asing tersebut,dan tentu saja yang menjadi penonton dan tetap beraktifitas lebih banyak seolah-oleh perang itu bukan perangnya.

Pertanyaan selanjutnya bukan memperdebatkan apakah Indonesia menuju negara gagal,negara bangkrut sehingga perlu dilakukan Revolusi atau reformasi jilid II,atau memperdebatkan apakah pemilu di percepat sehingga pemerintahan yang sah saat ini harus di hentikan di tengah jalan,maka harapan yang sebetulnya di impikan bukan itu, ungkapan itu hanya jebakan baru para penyendera yang selalu memanfaatkan situasi untuk kepentingan kelompok dan agendanya sendiri, ungkapan2 tersebut juga tidak secara otomatis menjawab harapan rakyat yang tersandera,dalam alam demokrasi,dan beberapa dekade perubahan yang di lalui bangsa ini,rakyat sudah sangat matang bagaimana membebaskan diri dari sandera tanpa terjebak pada propaganda ‘broker’ yang tidak pernah berkarya untuk kemajuanya,tapi hanya memenuhi ambisi dan satragegi merebut kekuasaan saja.

Gerakan pembebasan diri dari sandera adalah mengembalikan Indonesia pada Khitahnya,mengembalikan Indonesia kepada cita-cita awal pendirianya,bahasa Kang Agus Mudya bahwa Indonesia harus melakukan transformasi kemerdekaanya,melakukan runutan ulang atau menata kembali tatanan yang sudah di acak-acak oleh Prilaku segelintir elite yang kerasukan setan ‘bule’ atau ‘Jin baghdad’ dalam berpolitik dan bernegara sehingga lupa pada kulit bangsanya yang lugu.

Gerakan pembebasan itu adalah membebaskan pancasila dari penyanderaan kaum menengah dan elite politik yang rakus dan kemaruk, dari para koruptor yang berhasil melakukan kaderisasi,membebaskan NKRI dari ancaman Desintegrasi, dari pengerukan Sumber daya alam yang tidak menguntungkan Rakyat,dari rasa kebersamaan sebagai anak bangsa dan dari semangat kembangsaan yang kering dengan tauladan dan keiklasan,gerakan pembebasan UUD 45 dari ketidak konsistenan yang terus di pelihara dan dianggap biasa, gerakan Pembebasan untuk memujudkan harapan sekaligus membayar utang budi elite bangsa terhadap rakyat.

Gerakan pembebasan itu adalah menggelorakan Rakyat untuk tetap bekerja keras mewujudkan harapanya,supaya mandiri,sejahtera, adil dan makmur baik lahir maupun bathin,tetap mewujudkan harapanya untuk berkarya,bersabar dan bertawekal dalam badai ujian yang menerpa NKRI,tetap berdoa dengan tulus dan iklas supaya bangsa ini selalu berada dalam bimbingan tuhan yang Mahakuasa sehingga Rahmat dan Hidayah selalu menyertainya,tetap bangga sebagai bangsa Indonesia dengan kelebihan dan kekuranganya,sehingga bangga tersebut selalu melahirkan rasa cinta yang terbungkus iman dan keyakinan.

Ilmunya para ulama,Penguasa yang adil, Kejujuran para pengusaha, Kemurahan hati orang kaya , Doa orang miskin , Disiplin para pekerja adalah langkah kecil pembebasan Sandera Negara ini dari kaum kecil yang melakukanya.

Makna Kabar “AS Cabut Dukungan Terhadap SBY”

Beberapa waktu lalu sebelum huru hara politik semakin carut marut seperti sekarang ini,kita pernah mendengar kabar tak sedap bahwa Amerika Serikat mencabut dukungan terhadap Kepemimpinan SBY,terlepas akurasi dan kebenaran berita tersebut.

sejarah membuktikan bahwa saat ini AS selalu terlibat secara politik dalam suatu negara dimanapun baik secara halus tersembunyi maupun terang-terangan bahkan mungkin bukan hanya statmen tapi juga ‘operasi’ ketika kepentingan nasionalnya berbicara,dan hingga saat ini dalam tata politik dunia AS adalah negara Adidaya yang berpengaruh.

Kita bisa merasakan bahkan menyaksikan secara kasat mata bagaimana kebijakan Politik luar negri AS memainkan isu dan situasi politik negara-negara kawasan ketika berbicara kepentingan nasionalnya,Tengok saja bagaimana dukungan AS terhadap Irak ketika perang teluk antara Irak-Iran dan secepat kila berbalik menghukum Irak begitu perang usai,begitupun ketika AS memakai Thaliban menghadapi tentara Merah Rusia di afganistan secepat itupula berbalik memerangi thaliban ketika perang usai hingga hari ini atas nama Terorisme, selanjutnya kita menyaksikan bagaimana Revolusi Demokrasi terjadi di berbagai kawasana tanpa minus AS seperti di Tunisa,Mesir,Libya,Iran Somalia,Yaman ,Konflik Korea,dan sekarang konflik laut cina selatan.

Kembali ketulisan awal, Perubahan besar kebijakan Politik luar negri AS terhadap Inddonesia ketika SBY naik sebagai presiden terpilih melalui proses sejarah yang luar biasa di dalam sistem politik modern,yaitu Demokrasi,SBY dipilih langsung oleh rakyat sekaligus mendapatkan legitimasi yang sangat besar atas keterpilihanya.ini sangat beda sekali pasca Reformasi dan kepemimpinan transisi yang melahirkan gejolak politik sehingga mempengaruhi kawasan,Indonesia mengahadapi berbagai tekanan Internasional yang dasyat dari Mulai tuntutan pengadilan HAM timor timur,tragedi trsiaksi,semaggi,kematian wartawan australia di papua dll sampai berita2 nasionalisasi aset yang di kuasai asing, sebuah situasi politik yang secara semilang di lalui dengan baik oleh pemerintahan SBY.

Naiknya SBY dengan dukungan yang sangat kuat dari Rakyat Indonesia,melalui sistem politik Demokrasi moderna,dan lahir dari sebuah negara berpenduduk besar ke 4 di dunia dengan mayoritas Islam moderat tentu saja membanggakan warga dunia yang cemas atas gambaran selama ini bagaimana islam memainkan politik penuh gejolak di negaara2 khsunya kawasan Timur tengah dan Afrika.Naiknya SBY membawa harapan baru,membawa impian baru bagi indonesia dan dunia menuju negara modern,dalam konteks ini AS memainkan peran penting memberikan dukungan yang sangat luar biasa bahkan mungkin bukan hanya dukungan,tapi tetap dalam kontek menguntungkan kepentingan nasionalnya.

Kebijakan Politik Luar Negri Indonesia selama ini yang selalu dalam setting besar,seperti tentang embargo terhadap Iran,dsb selalu sejalan dengan main stream rasa hati rakyat internasional, namun demikian sebagai negara berdaulat yang bermimpi untuk berdiri dikaki sendiri dengan mambangun kemandirian,martabat dan semangat kebangsaan modern di bawah SBY membuat perubahan—perubahan pandangan politik berubah,apalagi ketika Indonesia menjadi sebuah negara terbuka terhadap negara manapun untuk berinves di negara ini termasuk terhadap musuh dagang AS yaitu Cina, dan yang tidak kalah hebatnya adalaah modernisasi pertahanan yang membeli persenjataan dari negara-negara yang selama ini diangap rival.

Intinya Perang dagang

Gamabaran kecil itu hanya catatan saja bahwa kemandirian bangsa yang di gagas bangsa ini dibawah SBY membuat situasi berubah, khususnya dalam kecamata negara-negara yang selama ini memperolwh keuntungan besar dari kergantuangan Indonesia dalam bahasa arabnya ‘Suul Adab’ atau ‘Saru’ bahasa jawanya.dengan latar belakang ini maka munculah kabar tersebut,tentu saja ini menarik untuk dicermati.

Belakangan ini kita melihat begitu gencarnya tekanan terselubung para pengambil kebijakan Luar negri AS terhadap Indonesia, pertama AS melalui kedutaanya mengeluarkan satu statmen bahwa PKS bukan partai radikal Islam justru ketika PKS menghadapi tekanan dari politik nasional seperti KPK dll, yang kedua adalah Tulisan dubes AS Scot tentang pentingnya kebebasan Internet dimana wacana pembatasan internet sedang di pesrsiapkan. Terakhir wakil presiden AS mendukung media massa Indonesia yang berani ketika media indonesia sedang gencar2nya membombardir pemerintahan SBY dengan isu negara gagal, Revolusi islam,Reformasi jilid 2,Negara bangkrut,adanya diplomat yang mengajak / memprovokasi para mantan perwira untuk dukung Sri Mulyani, hingga wawancara Mohamad Nazarudin yang memanaskan situasi politik.

Tentu saja terlalu gegabah mengkaitkan kabar AS cabut dukungan dengan situasi politik nasional saat ini,tapi sangat naif kalau warga bangsa membiarkan begitu saja hubungan antara kabar dengan situasi saat ini,bagaimanapun juga situasi saat ini harus menjadi intropeksi kita sebagai bangsa yang selalu harus saling menjaga kebersamaa,jangan mau di pecah belah atau di adu domba,terlepas dari dinamika internal partai politik pemerintah yang sedang bersih2 atau dibersihkan.

Satu hal yang menjadi tema global dan berubahnya kebijakan politik luar negri negara-negara maju adalah perang dagang, sehingga perang,tekanan terhadap negara2, revolusi demokrasi di negara-negara lain hanyalah perangkat dan medan dari prtempuran perang dagang khusunya Cina,Eropa vs AS, Indonesia sebagai negara terbuka,modern dan Maju mau tidak mau dan pasti akan terlibat didalamnya apakah sebagai peserta aktif atau pasif,minimal dijadikan medan perangnya.

Masuknya pemodal ke negara ini khususnya perusahaan Cina dan Eropa berakhirnya kontrak karya tambang, sehingga masuk agenda Renegoisasi Tambang yang selama ini dikuasai asing khusunya AS tambang Renegoisasi adalah bahan bakar yang sangat besar bagi pertempuran tersebut, dalam konteks ini AS melakukan tekanan terhadap pemerintahan SBY apakah akan mendukung kepentinganya atau tidak, atau bahkan mendukung pemain baru, atau bahkan akan melakukan nasionalisasi aset, tentu saja tidakan tidak berpihak atau netral dan mandiri adalah pembangkangan,maka bisa jadi berbagai kejadian tersebut adalah pesan2 terselubung.maka jangan heran kalau sekelas Nazarudin berdampak begitu dasyatnya pada keutuhan Demokrat sebagai partai pendukung pemerintah, kalau nazarudin hanya mainan kampung.Berbanrengan dengan hal tersebut kita bisa merasakan kabar lebih dasyat,situasi sosial politik yang memanas,aksi2 rakyat,kewibawaan hukum,dsb,semuanya bermuara pada satu titik Runtuhnya mandat Rakyat, tinggal kita saat ini mau ikut hanyut,ikut setting kepentingan lain yang mengadu domba antar anak supaya terpecah belah,sehingga kembali ke titik nol atau bahkan runtuh atau menahan diri untuk tetap sabar,tawekal,berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan harapan dan impian menuju negara yang lebih sejahtera,adil dan makmur.

Jebakan Baru Broker Revolusi

Ada kabar burung,usai lebaran Rezim SBY akan dilengserkan,bahkan paling akhir target pelengseran 2012 sebelum Rezim SBY melakukan konsolidasi,alasan pelengseran sudah menumpuk di siapkan,gerakan pembusukan sudah tiap hari di tonton, benturan2 antar lini pendukung jelas terlihat,kelompok kecewa,sakit hati dan donatur sudah menyepakati MOU.

Kelompok-kelompok strategis sudah mengkavling dan berbagi kue seandainya gerakan ini berhasil, broker2 yang melakukan kawin siri dengan para arsitek tatanan dunia baru mulai bergentayangan,kalau sudah klop maka teori konspirasi pola lama akan kembali memakan korban,seperti tergulingnya Rezim Suharto,bukan rezim Gus dur.

Terlepas dari suasana dramatis yang terus mencuci otak rakyat sehingga masuk wilayah ‘klimaks dan kejenuhan’,gagasan dan gerakan kudeta kekuasaan Rezim SBY bukan hanya akan meruntuhkan harapan rakyat yang merangkak hendak mewujudkan harapanya pasca Reformasi tapi juga meruntuhkan tatanan Demokrasi yang dibangun melalui proses yang sanggat mahal,bagaimanapun juga pasangan SBY – boediono adalah pasaangan yang dipilih langsung oleh rakyat,sebuah mekanisme tertinggi dalam sistem Demokrasi,kalau sistem ini di Runtuhkan,suara rakyat di bajak,maka legalitas kekuasaan akan mengalami krisis.

Kembali ke kabar burung, apakah upaya pelengseran SBY ini akan di maknai sebgagai Revolusi atau kudeta, kaum muda yang libido politiknya masih prematur tentu akan tertarik dengan teori2 Revolusi,heroisme Revolusi menyihir alam bahah sadarnya, sedangkan kaum lainya yang libido kekuasaanya sudah di ubun-ubun akan membungkus kepentingnya dengan sampul Revolusi, padahal Rakyat yang terus mematangkan diri bisa melihat dengan jernih dinamika yang bisa mewujudkan harapanya.

Hakikat utama yang oleh marketing politik semakin mengkrucut di tawarkan adalah pergantian rezim.apapun sebutanya,bahwa Rezim SBY gagal mewujudkan janji-janji dan harapan rakyat.artinya bahwa MOU yang dilakukan melalui jalur siri tersebut memuluskan agenda pertama ‘melengserkan pemerintahan SBY’.sebuah agenda yang di tangkap oleh burung.

Agenda pelengseran SBY jelas bukan agenda utama,tapi agenda pembuka dengan berbagai agenda alternatifnya, namun demikian agenda ini gerakan pertama dari skenario yang di rancangnya,tentu saja skenario tersebut tidak lepas dari rebutan kekuasaan pada pemilihan Presiden 2014,dengan dua pesan berbahasa isarat dikte ‘SBY memberikan hak putera mahkota padanya atau lengser di tengah jalan’,sebuah pesan jelas.

Dalam teori berandai-andai, turunya kekuasaan adalah pasti dan hanya masalah waktu saja,tapi diturunkan sebelum waktunya akan selalu melahirkan dinamika yang harus secara cermat di ikuti karena berhubungan dengan nasib hidup orang banyak,bahasa kerenya masa depan negara bangsa dan rakyat.

Seandainya SBY lengser melalui proses yang kabarnya dibawa oleh burung,apakah secara otomatis budiono sebagai Wapres naik atau pemilu di percepat dalam arti Boediono ikut lengser?melihat rendahnya kepercayaan publik pada KPU rendah akibat dinamika yang sedang menghantamnya sulit KPU melakukan pemilihan yang di percepat,bukan hanya itu gejolak politik akan meruntuhkan bangsa ini dan hanyut dalam pusaran konflik yang berkepanjangan,akhirnya akan muncul otoritas atas nama negara melakukan upaya-upaya penyelematan rakyat dan negara yang mungkin menenggelamkan hakekat demokrasi yang dianggapnya telah gagal.

Bisa saja bahwa jalan tengahnya adalah menaikan wapres Boediono sebagai Presiden, kalau ini yang terjadi maka terkesan bahwa inilah agenda awal pelengseran itu, lalu agenda selanjutnya adalah Boediono melakukan kompromi politik dengan kelompok yang berhasil melengserkan SBY,kompromi itu akan melahirkan dua hal Reshufle Kabinet dan persiapan pemilu 2014,kalau tidak dipercepat.

Lalu Boediono mulai memasarkan calonnya yang selama ini di elus, misalkan Sri Mulyani, yang memang belakangan ini santer disebut-sebut, semua tim yang selama ini berhasil melakukan huru hara politik masuk sebagai timnya,dengan Modal besar sebagai TKW di Bank Dunia maka rental partai akan datang sendiri, maka puncaknya sejarah perseteruan akan antara Sri Mulyani dan Ical akan terulang di 2014.

Jadi Demokrat yang sekarang sedang di rundung malang tidak punya pilihan harus menjebolkan sri Mulyani,Anas yang patsun politiknya ke lain hati tentu saja akan menjadi harga yang sangat mahal,maka gambaran prahara Demokrat yang terjadi saat ini akan terkuak,begitupun berbagai dinamika politik yang menyesakan dada tersebut akan terbongkar.

Pertanyaan sesederhana itukah? Semudah itukan proses politik berlangung?lalu dimana posisi rakyat? Akankah mereka diam saja menyaksikan prahara tersebut?tentu saja tidak demikan,prosesnya tidak sesederhana itu,demikian pula rakyat tidak akan ‘bengong’ menyaksikan elite politik meledek akan sehatnya.namun demikian untuk saat ini masih bisa tersenyum karena itu hanya kabar burung dan andai2,tapi kabar burung tersebut akan melahirkan kewspadan di sanubari rakyat,waspada untuk tidak ikut hanyut dalam nafsu politik elite yang semakin gila, tidak hanyut dalam skenario tipu muslihat apalagi adu domba, dan tentu saja Rakyat mempunyai agenda sendiri untuk mewujudkan harapan dan cita2nya yang lebih baik.

Mendagri Yang Lumpuh

Tidak terlalu berlebihan,bahkan terasa pahit untuk di ungkapkan bahwa pada kenyataanya keberadaan Kementrian Dalam Negri (Kemendagri) saat ini begitu hampa, kabur dan tidak jelas kiprahnya dalam konteks memetakan ruang konflik Di berbagai daerah yang berujung konflik horizontal yang datang silih berganti berbau Desintegrasi di berbagai daerah saat ini apapun pemicunya.

Selain berbagai konflik Horizontal dan keamanan serius yang kemarin meletus di papua sehingga berpotensi melahirkan desintegrasi bangsa karena tidak tertutup kemungkinan akan menjalar keberbagai didaerah lain di Indonesia,tentu saja kejadian kemarin bukan tiba-tiba,dan bisa di pastikan melalui persiapan yang sangat lama,yang tentu saja tidak berdiri sendiri, dalam arti ada kekuatan baik internal maupun eksternal yang berkiprah karena di untungkan oleh kejadian tersebut.

Yang perlu di garis bawasi dengan tinta merah adalah begitu mudahnya konflik Horizontal meletus membakar rakyat dan merugikan dasar2 kebersamaan rakyat serta munculnya aksi berbau Desintegrasi bangsa karena didasari rapuhnya semangat kebangsaan dan solidaritas masyarakat sipil,serta lunturnya nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

Akar persoalan semakin meningkatnya semangat desintegrasi bangsa bisa jadi banyak faktor, yang tentu saja sudah bisa di pahami oleh seluruh pengambil kebijakan komponen strategis bangsa ini,namun demikian persoalan yang paling menonjol adalah persoalan psikologi bukan sekedar persoalan politik semata,sehingga peran terbesar yang perlu di kedepankan dalam konteks ini adalah kementrian dalam negri yang secara filosopis penjaga ‘Tata hati Rakyat dalam NKRI”.

Sejarah mendagri yang sangat perkasa di masa lalu (cat: Era sebelum Reformasi) perlu dijadikan pelajaran penting, Mendagri saat itu bukan saja menjadi jembatan Bangsa tapi juga menjadi Pagar ,walaupun wewenangnya bisa diperdebatkan,tapi semangat NKRI tetap terpatri dan tidak terayu dan hanyut dalam pusaran konfik kekuasaan raja-raja kecil dalam roh kepartaian, sehingga mendagri bisa menjadi ibu semua anak bangsa, ini peran yang sebetulnya tidak akan terkikis oleh perubahan jaman apapun asal mempunyai kemampuan dan kemauan.

Berangkat darim hal tersebut,maka Sulit untuk dibantah bahwa Mendagri di bawah Gamawan Fauzi tidak bisa berbuat banyak atas berbagai dinamika dan ancaman Desintegrasi yang sekarang menjalar di berbagai daerah,dari mulai perda Syariat yang terus bermunculan, konflik kepala daerah, Terorisme yang tidak terdeteksi oleh aparatur Desa dan turunanya, ancaman seorang kepala desa di Sintang kalimantan yang akan mengibarkan bendera Malasya,banyaknya pejabat bupati dan gubernur yang terlibat korupsi (walaupun dari kader dan partai karena otda tetap dalam garis Mendagri) dan gamabaran lain yang semakin meruntuhkan Wibawa Mendagri di Era Indonesia menuju Negara maju.

Bisa di pastikan bahwa tantangan Indonesia kedepan tentu jauh lebih kompleks dan lebih berat,berbagai persoalan kebangsaan akan muncul silih berganti khusunya di berbagai daerah yang sedang bangkit semangat untuk mewujudkan harapanya,wacana dan isu desintegrasi yang muncul akan memicu daerah lain melakukan hal yang sama,khsusnya daerah2 yang kaya dengan sumberdaya alamnya, ikatan kebangsaan akan menghadapi ujian yang maha berat,dalam situasi seperti itu maka tentu saja semua komponen para pemegang kebijakan strategis harus kuat apalagi ancaman desintegrasi tidak berdiri sendiri,dan tentu saja Mendagri sebagai lembaga yang seharusnya paling bertangung jawab menjaga ke utuhan NKRI harus lebih proaktif meminimalisir dinamika tersebut,karena kalau mendagri gagal melakukan minimalisir maka yang akan lahir adalah pendekatan-pendekatan yang akan banyak memakan korban dan tidak melahirkan hasil makimal,alias pendekatan refresif,kalau itu yang terjadi maka bukan hanya akan melahirkan konfik berkepanjangan antara pusat dan daerah,antara rakyat dan negara tapi akan mengundang dunia luar untuk intervensi,kalau sudah demikian maka nasib tidak lagi ditentukan oleh diri sendiri, sejarah banyak mempertontonkan bagaimana kalau asing sudah ikut campur dalam negara lain,tentu saja akan membawa kepentingnya cukuplah Mesir,tunisia dan Libya sebagai contoh nyata.

2014, Perang Ideologi Atau Perang Intelejen

Para pejudi politik yang berani gambling untuk pertaruhanya kadang lupa mempertimbangkan harapan dan mimpi rakyat, ternyata para pejudi tersebut masih belum sepakat bahwa pemilihan presiden berikutnya adalah melalui pemilihan umum 2014 sesuai amanat konstitusi,masih ada yang mewacakan pemilu dipercepat dengan jalan menurunkan pemerintahan yang sah sebelum 2014 baik melalui rental Kudeta atau nyanyian Revolusi.

Tulisan kecil ini tanpa bermaskud merendahkan wacana di luar pemilihan umum yang terus di kumandangkan,tapi mencoba melihat Harapan besar mulusanya jalan Demokrasi konstitusional perubahan kepemimpinan nasional melalui jalan pemilihan umum artinya pemilu 2014, tentu saja dasarnya Indonesia harus di selamatkan dari huru hara politik seandainya tidak tepat melangkah.

Pasca Reformasi 98 atau istilahnya masa transisi Bangsa ini masih sepakat walaupun tidak tertulis bahwa pemilihan kepemimpinan nasional yang dilakukan melalui jalan Demokratis, sehingga proses transisi politik berjalan mulus,tidak terbukti secuilpun bahwa Bangsa ini akan larut dalam pusaran konflik seperti yang diramalkan para anslis dunia yang memang akan di untungkan dari runtuhnya NKRI.

Satu kali pemilihan kepala negara melalui anggota DPR RI yang terdiri dari macam-macam partai setelah sekian lama di tentukan oleh ratusan ‘penentu’ dari tiga partai,lalu ini yang sangat menentukan sebuah negara besar,baik dalam jumlah Rakyatnya,besar dengan keberagamanya,juga negara muslim terbesar di dunia,melakukan pemilihan pemimpinya secara langsung dan berhasil,sebuah mahakarya anak bangsa atas karunia Allah SWT yang terus di tulis dengan tinta emas dalam peradaban dunia, Proses transisi itu berhasil di lalui dengan gemilang.

Kembali ketulisan awal bisa di katakan bahwa pemilihan umum 2014 yang di agendakan sesuai konstitusional adalah pintu utama berakhirnya transisi politik nasional, di 2014 ini juga akan berlangsung ‘liga’ Demokrasi terbesar akan berlangung, dan tentu saja suasaana kebathinanya akan sangat berbeda dengan 2009 walaupun sama-sama di bawah landasan pemilihan umum secara langsung.

Apa yang membedakan? Intinya di pemilu 2014 mendatang masyarakat semakin matang dalan politik,pendidikan politik yang selama ini berlangsung menjadikanya matang sehingga harapan Indpnesia kedepan sudah terbentuk,yang kedua Demokrasi memberikan peluang besar pada Ideologi apapun untuk berkiprah dalam perhelatan tersebut,ideologi yang selama ini tiarap karena psikologis sejarah akan menunjukan taringnya secara jantan baik Islam,Kapitalis, Komunis,termasuk sosialis dll dalam arti para ideolog berhasil melakukan konsolidasi, ketiga pergantian era,era SBY akan memasuki massa istirahat diganti oleh era baru,maka tidaklah heran kalau buka-bungan pertarungan 2014 sudah tumbuh dan mekar sejak hari ini,termasuk isu2 penggulingan kekuasaan adalah bunga-bungan 2014.

Naiknya Sri Moelyani ke peta politik nasional belakangan ini dengan kendaraan politik sendiri walaupun pada saatnya nanti bisa ‘merental’ partai yang sudah ada semakin meramaikan bursa pemilu 2014 apalagi pencalonan Presiden Sri moelyani di dukung oleh partai dengan tokoh-tokoh senior yang berhaluan sosialis seperti Goenawan Muhamad,Rahman tolleng, Arbi sanit dll membawa pesan tegas bahwa perang terhadap penganut Neoliberalism akan terbuka.

Kemunculan Sri tentu saja akan mengkonsolidasi diri para penganut paham tersebut di partai manapun mereka berada,baik di PKS, Golkar,PDIP, Demokrat dll,artinya bahwa Sri Bukan saja membawa agenda kepentingan besar kaum pemodal asing seperti yang dituduhkan pihak2 lawan politiknya tapi juga yang lebih utama Sri menjadi wadah bersatunya kaum sosialis dalam peta politik nasional yang selama ini berserakan.

Di sisi lain, kelompok yang berhaluan Neoliberalism tidak kalah solidnya,kelompok yang selama ini membawa kepentingan pasar terbuka juga semakin kuat,berbagai amandemen yang menjadikan Indonesia pasar bebas adalah bukti begitu kuatnya kelompok ini menguasai jagat politik,kelompok ini juga ada dimana –mana tapi mungkin tidak kemana-mana.

Kelompok yang ketiga adalah penganut ideologi islam / syariat, kelompok ini juga berhasil melakukan konsolidasi dengan agenda yang sama menjadikan Indonesia negara Islam (merubah Ideologi Negara Pancasila), sebuah wacana yang tidak pernah berakhir dan berlindung di balik Demokratisasi dengan rapih,dan kelompok ini sama seperti Ideologi yang lain menyebar di berbagi Partai tapi lebih subur di Ormas dan kemasyarakan lainya. Dan Yang juga jangan di pungkiri memiliki kekutan adalah kelompok Komunis dan Islam moderat,kelompok ini tetap semarak dalam tidurnya, dan berjalan-jalan di antara partai-partai yang semakin terbuka.

2014 adalah pertarungan yang sarat dengan benturan Ideologi,konsep membawa Indonesia lebih baik akan di dasarkan pada Ideologi tersebut bukan lagi kehendak pasar atau rakyat,tapi rakyat diajak bernostalgia dengan biusan ideologi, kondisi tersebut juga berbarengan dengan menurunya keyakinan perubahan bangsa melalui jalur politik,dalam arti kepercayaan rakyat terhadap parpol yang turun drastis selama ini akibat prilaku elite akan terobati oleh biusan tersebut.

Perang Ideologi tersebut akan sangat terasa karena memang dunia juga sedang mengalami hal yang sama, perang Dagang yang berlatar belakang Ideologi,AS,CINA, Uni Eropa dan Islam bertarung pengaruh di segala lini,di lembaga Dunia seperti Word Bank,IMF,Vatikan,kursi AS 1,PBB dll,semua bermuara pada perang tersebut, dan tentu saja mereka juga akan ikut memainkan perang tersebut sesuai dengan kepentingnya,baik kepentingan kelompoknya atau kepentingan nasionalnya dan kita bisa merasakanya bagaimana konflik-konflik antar bangsa saat ini di belahan dunia sangat di tentukan oleh pertarungan kepentingan negara-negara besar tersebut dengan ideologinya.

Lalu apa hubunganya dengan Inteljen,apa kaitanya dengan Perang Inteljen,ini bisa dimaknai sebagai perang peran dan kelompok yang selama ini berjalan di dunai ini,baik militer,polisi maupun sipil.Proses Demokratisasi yang luar biasa ini memang membuka kran selebar-lebarnya terhadap partai untuk menampung siapapun berkiprah termasuk para purnawirawan untuk berkiprah.

Kita juga bisa merasakan kehadiran para purnawirawan tersebut begitu luar biasa sehingga hampir semua partai yang dimaskuinya membawa nuansa ‘gerakan tertutupnya’. Kalau dulu hanya Golkar sebagai wadah purnakarya maka saat ini tidak ada satupun partai yang tidak menampung para petinggi yang pernah berkiprah dalam kelompok strategis tersebut, PDIP,Golkar,Demokrat,PKS,Hanura dan Gerindra,PPP,PKB semuanya hadir dan sah sesuai UU.

Perang inteljen tersebut bisa di pahami dalam konteks rival dan persaingan politik yang tentu saja akan berbicara kekuasaan dan uang walaupun dalihnya berbagai ragam baik NKRI,Indonesia lebih baik,dsb rival tersebut selama ini tertera pada Jenderal merah,Jenderal ijo,Jenderal Orde Baru,jenderal Orde Reformasi, jenderal sakit hati,walaupun bisa saja itu Cuma kecamata yang rabun.

Namun demikian diera ini sesuai dengan konstitusi siapapun dan kelompok manapun berhak untuk ikut mewarnai jagat politik,tranisisi telah banyak melahirkan tokoh politik nasional yang pada awalnya justru ditelan jaman karena pandangan politiknya keluar mainstream dan kepatutan.

Jadi pada 2014 bukan saja pertarungan ideologi, tapi juga pertarungan inteljen yang tumbuh dan subur di berbagai partai,sebuah pertarungan yang tentunya sangat menarik,karena ini bukan saja pelajaran berharga bagi rakyat tapi juga pilar penting supaya bisa melokalisir pertarungan tetap dalam koridor NKRI,walapun seperti pohon bambu tidak semua bambu sama lurusnya.

Catatan Akhir

Perang Ideologi yang sesunguhnya harus di maknai sebagai Perang antara Pancasila dan perongrongnya,harus di pahami sebagai perang antara NKRI yang tetap utuh dengan yang mengharapkanya Runtuh.NKRI dan Pancasila adalah harga mati sesuai dengan kesepakatan nasional,artinya Ideologi apapun silahkan bertarung di Republik Ini tentunya untuk membawa Indonesia lebih baik,tapi kalau yang lahir adalah Ideologi yang membawa pesan perpecahan,perubahan Ideologi negara maka tentu saja harus di anggap musuh bersama,karena ideologi tersebut adalah penumpang gelap Reformasi, Inteljen yang bertarung dan mewarnai berbagai Ideologi konstestan pada pemilu 2014 semoga tetap pada peran politik kebangsaanya,tidak hanyut pada sejarah masa lalu yang tergelincir,sedangkan berbicara donatur asing yang sudah geer melihaat Indonesia diambang perpecahan dan melihatnya sebagai keuntungan yang di depan mata sehingga mau menjadikan Indonesia sebagai medan konflik dan pertarunganya biarlah itu tumbuh dalam angan-anganya.kini yang perlu segeral dilakukan adalah konsolidasi nasional dalam rangka melawan berbagai ancaman desintegrasi nasional yang mulai ada riaknya, konsolidasi nasional sebagai wujud ‘jiwa negarawan’ para politisi kita, sekaligus memberikan ketauladanan pada rakyat untuk selalu waspada,tetap bersatu, tidak mudah di pecah belah,dan terus berkarya dan mandiri sehingga agenda besar perubahan kepemimpinan nasional sesuai amanat Rakyat yang tertuang dalam konstitusi yaitu melalui pemilu 2014.