Sabtu, 11 Februari 2012

Dialog Dua Pemabuk dan Seorang Kyai Kampung: Meramal Indonesia Masa Depan

Pertemuannya tidak sengaja, Minggu pagi rehat jalan-jalan mampir di warung kopi yang sekaligus tempat nongrong tukang ojeg (mangkal), sambil menikmati kopi dan bala-bala (gorengan) di samping terlihat juga dua pemuda ‘gaul’ yang lagi menikmati intisari, tapi tidak mabuk parah hanya sekadar menghangatkan katanya. Mereka ternyata mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi elite di Bandung. Sesaat kemudian, mampir pak Haji/Kyai kampung yang sebetulnya pensiunan sebuah perusahaan yang membuat senjata di Bandung, Kyai itu ternyata tidak terusik dengan ulah pemuda tersebut bahkan pedagang mengatakan bahwa Kyai ini tiap pagi ngopi di warungnya.

Kyai itu membuka pembicaraan tentang sebuah buku yang dibacanya, sebuah cerita tentang akhir zaman. Judul buku : ‘Misteri-misteri negri-negri akhir zaman, Ngruki Cemani, Solo’. Menurut Kyai tersebut bahwa saat ini dunia sudah di ambang kehancurannya, bukan itu saja apa yang terjadi saat ini sudah di ramalkan oleh Rasulullah SAW (Nubuat Rasulullah di akhir zaman).

Tentang perpecahan Yaman, Afganistan, Irak, Mesir, Palestina, tentang kegaduhan Timur tengah karena Minyak. Kyai melanjutkan bahwa pada saatnya kekuataan dunai akan kembali pada dua titik yaitu Room dan Persi atau Romawi dan Persia. Romawi dikategorikan Romawi baru yaitu Inggris dan Amerika sedangkan Persia adalah Iran, selanjutnya akan terjadi serbuan bangsa Romawi ke Persia dibantu Kabilahku yaitu Negara-negara Islam dalam hal ini Arab. Bangsa Persia mengalami kekalahan, setelah itu banga Room memerangi Kabilah tersebut (Arab Saudi). Ini perang yang panjang yang mengancurkan seperempat warga dunia, Bangsa Romawi ini juga menjajah Yaman, Mesir, dll. Namun demikian keserakahan bangsa Romawi modern ini runtuh ketika masuk ke Palestina, Palestina akan menjadi medan pasukan seluruh kabilah-kabilah. Di sinilah Romawi kena batunya, mengalami titik kehancurannya.

Aku dan pemabuk tertarik kecuali pedagang yang lebih senang menggoreng ubi dan comro. Kyai melanjutkan bahwa di sisi lain akan terjadi perang besar yang dilakukan oleh bangsa Turk, mereka bermata sipit berdagu kotak alias wajah keras. Pasukan ini dipimpin Bani Qanthura, bangsa Turk ini melakukan serbuan ke berbagai Negara seperti Irak, Afganistan, dll. Perang ini memicu kelahiran Dajjal, India juga akan terlibat perang hebat dengan pasukan Islam dan sama mengalami kekalahan. Titik akhir dunia akan ditandai dengan berulangnya sejarah, yaitu ketika masyarakat Arab di mana Islam turun akan kembali ke asalnya Jahiliyah. Sedangkan kiamat akan dimulai dari Yaman ketika muncul sebuah angin yang sangat menyejukkan tapi siapa mengisapnya pasti mati.

Ketika ditanya bagaimana ramalan tentang Indonesia masa depan atau Cina yang memang ada dalam hadistnya? Kyai tidak bisa menjelaskan lebih lanjut ia hanya berguman Indonesia adalah penyelamat karena di akhir zaman ada sebuah kelompok yang membawa Islam dengan sangat lembut, toleran dalam nafas Rahmatan Lil ‘alamin tapi kelompok ini sangat berani dan nekad. Kelompok ini yang menyelamatkan nilai-nilai Islam dari kehancuran. Saya menduga kelompok ini adalah bangsa ini. Indonesia akan menjadi bangsa besar dengan kelembutannya tapi berakar sangat kuat, artinya Indonesia tidak akan bubar hingga akhir zaman, bahkan banyak Negara ingin gabung dengan Negara Ini. Entahlah ini menurut ramalan, tapi seperti halnya kita mau naik kelas atau pangkat maka ujiannya pun selalu bertambah, selalu berat tidak mudah, ya semoga bangsa ini bisa melewatinya.

Salah satu pemabuk yang kebetulan mahasiswa menimpal, bahwa untuk Indonesia ia punya informasi yang berbeda, ia dapat ramalan bahwa Indonesia akan runtuh pada tahun 2015 atau setahun setelah pemilu. Pemuda itu melanjutkan ramalan tersebut dilontarkan Djuyoto Suntani menurutnya penyebab pertama adalah siklus tujuh abad atau 70 tahun. Dalam bukunya ia menuliskan semua yang terjadi di alam ini mengikuti suatu siklus tertentu. Eksistensi suatu bangsa dan negara juga termasuk dalam suatu siklus yang berjalan sesuai dengan ketentuan hukum alam. Dia mengambil contoh Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa pada abad 6-7 M di mana waktu itu rakyat di kawasan Nusantara bersatu di bawah kepemimpinannya. Memasuki usia ke-70 tahun kerajaan itu mulai buyar dan muncul banyak kerajaan kecil yang mandiri berdaulat. Alhasil, di awal abad ke-9 nama Kerajaan Sriwijaya hanya tinggal sejarah. Tujuh abad kemudian (abad 13-14 M) lahir Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur sekarang. Kerajaan besar itu berhasil menyatukan kembali penduduk Nusantara. Namun, kerajaan ini pun bernasib sama dengan Sriwijaya. Memasuki usia ke-70 pengaruhnya mulai hilang dan bermunculanlah kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Nama Majapahit pun hilang ditelan bumi. Tujuh abad pasca jatuhnya Majapahit, di tahun 1945 (abad 20) rakyat Nusantara kembali bersatu dalam suatu ikatan negara bangsa bernama Republik Indonesia (abad 20-21). Tahun 2015 akan bertepatan RI merayakan HUT-nya yang ke-70.

Irama perpolitikan nasional dewasa ini mengisyaratkan hitungan siklus bersatu dan bubar dalam tujuh abad, 70 tahun tampaknya kembali terulang. Berbagai fenomena alam yang menguat ke arah bukti kebenaran siklus sudah banyak kita saksikan. Pertengkaran sesama anak bangsa, terutama elite politik, tidak kunjung selesai, tulis Djuyoto. Penyebab kedua, Indonesia telah kehilangan figur pemersatu bangsa. Setelah Ir. Soekarno dan H.M. Soeharto, tidak ada tokoh nasional yang benar-benar bisa mempersatukan bangsa ini. Masing-masing anak bangsa selalu merasa paling hebat, paling mampu, paling pintar dan paling benar sendiri. Para tokoh nasional yang memimpin negeri ini belum menunjukkan berbagai sosok negarawan karena dalam memimpin lebih mengutamakan kepentingan politik golongan/kelompok dari pada kepentingan bangsa (rakyat) secara luas. Kehilangan figur tokoh pemersatu adalah ancaman paling signifikan yang membawa negeri ini ke jurang perpecahan.

Penyebab lain dari Indonesia akan pecah di tahun 2015 karena adanya konspirasi global. Ada grand strategy global untuk menghancurkan keutuhan Indonesia. Ada skenario tingkat tinggi yang ingin menghancurkan Indonesia atau bahkan menghilangkan nama Indonesia sebagai negara bangsa, tegasnya. Konspirasi global ini, Djuyoto Suntani melihat, terus bergerak dan bekerja secara cerdas dengan menggunakan kekuatan canggih melalui penetrasi budaya, penyesatan opini, arus investasi, berbagai tema kampanye indah seperti demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, modernisasi, kebebasan pers, kemakmuran, kesejahteraan, sampai pada mimpi-mimpi indah lewat bisnis obat-obatan terlarang dengan segmen generasi muda, ramalannya panjang ujarnya sambil kembali minum intisari.

Intinya saya ragu Indonesia hingga akhir zaman kalau kita tidak mau berubah, bukankan ada keterangan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum itu mau merubah dirinya sendiri. Usai ngomong gitu sang pemabuk jatuh dari bangku karena kebanyakan minum, kyai terbahak-bahak.

Melihat temannya jatuh, pemabuk ini bukannya menolong tapi malah berapi-api melanjutkan, gini Kyai saya baca ramalan lain tentang Indonesia, ramalan ini malah membuat saya semangat belajar, semangat ingin maju tapi susah nih ninggalinintisari. Dari ramalan yang saya dapat justru Indonesia akan menjadi Negara besar pada tahun 2025. Ceritanya ramalan dilakukan SeNIC. Menurutnya pada tahun 20125 pengaruh hegemoni Amerika Serikat akan berkurang. Amerika masih dominan di bidang militer. Sedangkan di bidang teknologi dan sains, profilerasi sistem pertahanan akan berkurang. Amerika masih berperan penting sebagai ‘Penyimbang Kekuatan Regional” di Timur Tengah dan Asia, meskipun belakangan ini muncul reaksi anti-Amerika. Termasuk juga peran militer Amerika dalam memerangi teroris. Kekuatan Amerika akan memudar seiring meningkatnya kekuatan negara baru yakni China dan Rusia. Prediksi ini sesuai dengan ramalan Arnold Toynbee, sejarawan Inggris ternama satu abad yang lalu, dia mengatakan bahwa abad 19 adalah abad Inggris, abad 20 adalah abad Amerika dan abad 21 adalah abad China. Di abad 21, pengaruh Amerika mirip dengan pengaruh Inggris di abad 20. Ramalan Toynbee diperoleh dari hasil riset sepanjang hidupnya berdasarkan sejarah dunia dan perubahan budaya.

Trend peningkatan kesejahteraan dan kekuatan ekonomi global saat ini sedang bergeser dari negara Barat ke Timur dan trend ini akan berlanjut terus. Rusia, China, India dan Brasil adalah negara-negara yang tumbuh pesat karena peningkatan harga komoditas pasar dan harga minyak. Industri-industri jasa dan manafuktur dipindahkan dari Barat ke Asia serta panen dolar oleh negara Teluk (Timur Tengah) dan Rusia karena kebutuhan ‘emas hitam’ yang terus meningkat.

Tidak ada negara yang dapat menyamai level dari pertumbuhan China, India atau Rusia serta begitu juga tidak ada negara yang menyamai pengaruh global dari ketiga negara tersebut. China dipastikan memiliki pengaruh global yang jauh lebih kuat dalam dua dekade mendatang dibanding negara-negara lain. Jika trend saat ini tetap berlanjut, tahun 2025 China akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-2 dan memiliki militernya yang ‘disegani’.

Badan Intelijen Amerika tersebut memprediksikan bahwa dalam 15 tahun mendatang, Turki mengalami perpaduan kekuatan Islam dan nasionalis, yang bakal menjadi model untuk mempercepat modernisasi negara-negara di Timur Tengah. Turki sangat mungkin akan menuju perpaduan kekuatan Islam dan nasionalis, bakal menjadi model untuk mempercepat modernisasi negara-negara di Timur Tengah.

Di antara negara-negara muslim, NIC meramalkan Iran, Indonesia dan Turki akan memiliki kekuatan politik dan ekonomi yang kuat dalam 15 tahun mendatang. Turki akan memegang lebih banyak peran secara ekonomi dan politik di dunia internasional pada 2025, namun negara itu akan menjadi lebih Islami dan Nasionalis. NIC mengatakan pihaknya memperkirakan sekularisme di Timur Tengah akan menyurut sejalan dengan percontohan Turki. Di Timur Tengah, sekularisme yang juga dianggap sebagai bagian integral model Barat mungkin menurun secara tajam karena partai-partai Islam mendominasi dan menguasai pemerintahan. Turki saat ini, kami dapat melihat islamisasi meningkat dan sangat menekankan pertumbuhan ekonomi dan modernisasi.

Beberapa aspek lain yang dirilis oleh NIC mengenai trend perkembangan dunia hingga tahun 2025 yakni mengenai teroris, isu senjata nuklir, perkembangan situasi dan kondisi negara Afrika, penyakit yang berbahaya dan trend teknologi. Jauh sebelum hasil rilis dari NIC, beberapa ahli juga telah memprediksikan kejatuhan negara-negara Barat yang diikuti kebangkitan negara Timur. Kekuatan dunia akan kembali lagi ke asalnya, yakni Peradaban Sungai Huang Ho (China), Peradaban Hindustan (India) dan Peradaban Eufrat dan Tigris (Iran, Turki seharusnya Irak). Arus pergeseran global ini semakin cepat bergerak, setelah negara seperti China, Rusia, India, Iran, Brasil, Venezuela, melaksanakan kebijakan pemerintah yang lebih mementingkan kepentingan negara dan usaha rakyat, daripada kepentingan perusahaan besar. Mereka membangun negara dengan landasan nasionalisme dan secara ketat memproteksi liberalisme kapitalis yang didengung-dengunkan oleh Amerika dan sekutunya.

China memproteksi investasi perusahaan MNC sehingga tidak secara bebas (liberal) menguasai sektor-sektor utama negara (yang menguasai kepentingan hajat orang banyak). Begitu juga mental orang India yang bangga dengan produk mereka (terus meningkatkan nilai produk), mendorong industri rakyat dan edukasi menggunakan produk dalam negeri (swadhesi) yang telah dirintis oleh founding father-nya, Mahatma Gandhi. Begitu juga kesatuan rakyat Iran mendukung kemandirian dan tidak tunduk dengan kekuatan Amerika. Hal yang serupa dengan rakyat Amerika Latin, seperti pemimpin Hugo Chavez.

Kita tidak harus percaya hasil ramalan NIC. Kebanyakan orang Indonesia mudah terlena, mendengar berita ini akan merasa senang dan “bermalas-malasan”, akibatnya bukan menjadi negara kuat, tapi sebaliknya menjadi negara pemalas dan lemah. Untuk itu, kita perlu menyikapi dengan hal positif. Pertama, laporan ini mempertegas kebenaran bahwa jika suatu negara dibangun dengan landasan kekuatan ekonomi rakyat yang bermental nasionalis (bukan bermental kompeni, terjajah dan korup), maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat dan rakyat dapat hidup terhormat. Inilah hasil pemikiran Bung Karno dan para founding fatheryang tercantum dalam UUD 1945 (sebelum amandemen) pasal 33.

Pelajaran yang dapat kita pelajari adalah bangkitlah kebanggaan kita sebagai suatu bangsa yang besar, yang berdirikari (jangan terulang lagi kasus sikap pemerintah yang didikte Amerika untuk mendukung sanksi kepada Iran di tahun 2006), membantu UKM bagi rakyat kecil (jangan terulang lagi kasus memberi dana rakyat hingga ratusan triliun kepada pengusaha kaya melalui BLBI), pemerintah yang sarat KKN yang didikte IMF (kasus BCA, pemerintah menangani utang BCA, lalu menjual kembali BCA dengan nilai penjualan dibawah total utang yang ditanggung pemerintah). Dan terakhir gunakanlah produk dalam negeri (khususnya produk industri kecil dan menengah) dan berikan feedback positif untuk produk tersebut. Dan sebaliknya, pengusaha harus memiliki visi maju dengan mau menerima perbaikan yang disarankan konsumen. Begitulah Kyai, itu bukan menurut saya itu menurut orang yang saya baca alias ‘Copy Paste’ mudah-mudahan mencerahkan.

Akhirnya dialog pun selesai tanpa kesimpulan karena kedua pemabuk betul-betul tersungkur ke bawah dan mungkin ketika sadar mereka lupa apa yang mereka katakan karena memang bukan pikirannya. Sedangkan sang Kyai pergi ke sawah dengan keyakinan impiannya, tinggal pedagang gorengan yang mengamini, semoga Allah melindungi negeri ini dari badai-badai kehancuran seperti yang di alami Negara-negara lain, berdoa semoga bangsa ini menjadi bangsa besar yang sejahtera, gema, ripah, loh jinawi. Amin

0 komentar:

Posting Komentar