Sabtu, 11 Februari 2012

Makna Kabar “AS Cabut Dukungan Terhadap SBY”

Beberapa waktu lalu sebelum huru hara politik semakin carut marut seperti sekarang ini,kita pernah mendengar kabar tak sedap bahwa Amerika Serikat mencabut dukungan terhadap Kepemimpinan SBY,terlepas akurasi dan kebenaran berita tersebut.

sejarah membuktikan bahwa saat ini AS selalu terlibat secara politik dalam suatu negara dimanapun baik secara halus tersembunyi maupun terang-terangan bahkan mungkin bukan hanya statmen tapi juga ‘operasi’ ketika kepentingan nasionalnya berbicara,dan hingga saat ini dalam tata politik dunia AS adalah negara Adidaya yang berpengaruh.

Kita bisa merasakan bahkan menyaksikan secara kasat mata bagaimana kebijakan Politik luar negri AS memainkan isu dan situasi politik negara-negara kawasan ketika berbicara kepentingan nasionalnya,Tengok saja bagaimana dukungan AS terhadap Irak ketika perang teluk antara Irak-Iran dan secepat kila berbalik menghukum Irak begitu perang usai,begitupun ketika AS memakai Thaliban menghadapi tentara Merah Rusia di afganistan secepat itupula berbalik memerangi thaliban ketika perang usai hingga hari ini atas nama Terorisme, selanjutnya kita menyaksikan bagaimana Revolusi Demokrasi terjadi di berbagai kawasana tanpa minus AS seperti di Tunisa,Mesir,Libya,Iran Somalia,Yaman ,Konflik Korea,dan sekarang konflik laut cina selatan.

Kembali ketulisan awal, Perubahan besar kebijakan Politik luar negri AS terhadap Inddonesia ketika SBY naik sebagai presiden terpilih melalui proses sejarah yang luar biasa di dalam sistem politik modern,yaitu Demokrasi,SBY dipilih langsung oleh rakyat sekaligus mendapatkan legitimasi yang sangat besar atas keterpilihanya.ini sangat beda sekali pasca Reformasi dan kepemimpinan transisi yang melahirkan gejolak politik sehingga mempengaruhi kawasan,Indonesia mengahadapi berbagai tekanan Internasional yang dasyat dari Mulai tuntutan pengadilan HAM timor timur,tragedi trsiaksi,semaggi,kematian wartawan australia di papua dll sampai berita2 nasionalisasi aset yang di kuasai asing, sebuah situasi politik yang secara semilang di lalui dengan baik oleh pemerintahan SBY.

Naiknya SBY dengan dukungan yang sangat kuat dari Rakyat Indonesia,melalui sistem politik Demokrasi moderna,dan lahir dari sebuah negara berpenduduk besar ke 4 di dunia dengan mayoritas Islam moderat tentu saja membanggakan warga dunia yang cemas atas gambaran selama ini bagaimana islam memainkan politik penuh gejolak di negaara2 khsunya kawasan Timur tengah dan Afrika.Naiknya SBY membawa harapan baru,membawa impian baru bagi indonesia dan dunia menuju negara modern,dalam konteks ini AS memainkan peran penting memberikan dukungan yang sangat luar biasa bahkan mungkin bukan hanya dukungan,tapi tetap dalam kontek menguntungkan kepentingan nasionalnya.

Kebijakan Politik Luar Negri Indonesia selama ini yang selalu dalam setting besar,seperti tentang embargo terhadap Iran,dsb selalu sejalan dengan main stream rasa hati rakyat internasional, namun demikian sebagai negara berdaulat yang bermimpi untuk berdiri dikaki sendiri dengan mambangun kemandirian,martabat dan semangat kebangsaan modern di bawah SBY membuat perubahan—perubahan pandangan politik berubah,apalagi ketika Indonesia menjadi sebuah negara terbuka terhadap negara manapun untuk berinves di negara ini termasuk terhadap musuh dagang AS yaitu Cina, dan yang tidak kalah hebatnya adalaah modernisasi pertahanan yang membeli persenjataan dari negara-negara yang selama ini diangap rival.

Intinya Perang dagang

Gamabaran kecil itu hanya catatan saja bahwa kemandirian bangsa yang di gagas bangsa ini dibawah SBY membuat situasi berubah, khususnya dalam kecamata negara-negara yang selama ini memperolwh keuntungan besar dari kergantuangan Indonesia dalam bahasa arabnya ‘Suul Adab’ atau ‘Saru’ bahasa jawanya.dengan latar belakang ini maka munculah kabar tersebut,tentu saja ini menarik untuk dicermati.

Belakangan ini kita melihat begitu gencarnya tekanan terselubung para pengambil kebijakan Luar negri AS terhadap Indonesia, pertama AS melalui kedutaanya mengeluarkan satu statmen bahwa PKS bukan partai radikal Islam justru ketika PKS menghadapi tekanan dari politik nasional seperti KPK dll, yang kedua adalah Tulisan dubes AS Scot tentang pentingnya kebebasan Internet dimana wacana pembatasan internet sedang di pesrsiapkan. Terakhir wakil presiden AS mendukung media massa Indonesia yang berani ketika media indonesia sedang gencar2nya membombardir pemerintahan SBY dengan isu negara gagal, Revolusi islam,Reformasi jilid 2,Negara bangkrut,adanya diplomat yang mengajak / memprovokasi para mantan perwira untuk dukung Sri Mulyani, hingga wawancara Mohamad Nazarudin yang memanaskan situasi politik.

Tentu saja terlalu gegabah mengkaitkan kabar AS cabut dukungan dengan situasi politik nasional saat ini,tapi sangat naif kalau warga bangsa membiarkan begitu saja hubungan antara kabar dengan situasi saat ini,bagaimanapun juga situasi saat ini harus menjadi intropeksi kita sebagai bangsa yang selalu harus saling menjaga kebersamaa,jangan mau di pecah belah atau di adu domba,terlepas dari dinamika internal partai politik pemerintah yang sedang bersih2 atau dibersihkan.

Satu hal yang menjadi tema global dan berubahnya kebijakan politik luar negri negara-negara maju adalah perang dagang, sehingga perang,tekanan terhadap negara2, revolusi demokrasi di negara-negara lain hanyalah perangkat dan medan dari prtempuran perang dagang khusunya Cina,Eropa vs AS, Indonesia sebagai negara terbuka,modern dan Maju mau tidak mau dan pasti akan terlibat didalamnya apakah sebagai peserta aktif atau pasif,minimal dijadikan medan perangnya.

Masuknya pemodal ke negara ini khususnya perusahaan Cina dan Eropa berakhirnya kontrak karya tambang, sehingga masuk agenda Renegoisasi Tambang yang selama ini dikuasai asing khusunya AS tambang Renegoisasi adalah bahan bakar yang sangat besar bagi pertempuran tersebut, dalam konteks ini AS melakukan tekanan terhadap pemerintahan SBY apakah akan mendukung kepentinganya atau tidak, atau bahkan mendukung pemain baru, atau bahkan akan melakukan nasionalisasi aset, tentu saja tidakan tidak berpihak atau netral dan mandiri adalah pembangkangan,maka bisa jadi berbagai kejadian tersebut adalah pesan2 terselubung.maka jangan heran kalau sekelas Nazarudin berdampak begitu dasyatnya pada keutuhan Demokrat sebagai partai pendukung pemerintah, kalau nazarudin hanya mainan kampung.Berbanrengan dengan hal tersebut kita bisa merasakan kabar lebih dasyat,situasi sosial politik yang memanas,aksi2 rakyat,kewibawaan hukum,dsb,semuanya bermuara pada satu titik Runtuhnya mandat Rakyat, tinggal kita saat ini mau ikut hanyut,ikut setting kepentingan lain yang mengadu domba antar anak supaya terpecah belah,sehingga kembali ke titik nol atau bahkan runtuh atau menahan diri untuk tetap sabar,tawekal,berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan harapan dan impian menuju negara yang lebih sejahtera,adil dan makmur.

0 komentar:

Posting Komentar