Sabtu, 11 Februari 2012

Jebakan Baru Broker Revolusi

Ada kabar burung,usai lebaran Rezim SBY akan dilengserkan,bahkan paling akhir target pelengseran 2012 sebelum Rezim SBY melakukan konsolidasi,alasan pelengseran sudah menumpuk di siapkan,gerakan pembusukan sudah tiap hari di tonton, benturan2 antar lini pendukung jelas terlihat,kelompok kecewa,sakit hati dan donatur sudah menyepakati MOU.

Kelompok-kelompok strategis sudah mengkavling dan berbagi kue seandainya gerakan ini berhasil, broker2 yang melakukan kawin siri dengan para arsitek tatanan dunia baru mulai bergentayangan,kalau sudah klop maka teori konspirasi pola lama akan kembali memakan korban,seperti tergulingnya Rezim Suharto,bukan rezim Gus dur.

Terlepas dari suasana dramatis yang terus mencuci otak rakyat sehingga masuk wilayah ‘klimaks dan kejenuhan’,gagasan dan gerakan kudeta kekuasaan Rezim SBY bukan hanya akan meruntuhkan harapan rakyat yang merangkak hendak mewujudkan harapanya pasca Reformasi tapi juga meruntuhkan tatanan Demokrasi yang dibangun melalui proses yang sanggat mahal,bagaimanapun juga pasangan SBY – boediono adalah pasaangan yang dipilih langsung oleh rakyat,sebuah mekanisme tertinggi dalam sistem Demokrasi,kalau sistem ini di Runtuhkan,suara rakyat di bajak,maka legalitas kekuasaan akan mengalami krisis.

Kembali ke kabar burung, apakah upaya pelengseran SBY ini akan di maknai sebgagai Revolusi atau kudeta, kaum muda yang libido politiknya masih prematur tentu akan tertarik dengan teori2 Revolusi,heroisme Revolusi menyihir alam bahah sadarnya, sedangkan kaum lainya yang libido kekuasaanya sudah di ubun-ubun akan membungkus kepentingnya dengan sampul Revolusi, padahal Rakyat yang terus mematangkan diri bisa melihat dengan jernih dinamika yang bisa mewujudkan harapanya.

Hakikat utama yang oleh marketing politik semakin mengkrucut di tawarkan adalah pergantian rezim.apapun sebutanya,bahwa Rezim SBY gagal mewujudkan janji-janji dan harapan rakyat.artinya bahwa MOU yang dilakukan melalui jalur siri tersebut memuluskan agenda pertama ‘melengserkan pemerintahan SBY’.sebuah agenda yang di tangkap oleh burung.

Agenda pelengseran SBY jelas bukan agenda utama,tapi agenda pembuka dengan berbagai agenda alternatifnya, namun demikian agenda ini gerakan pertama dari skenario yang di rancangnya,tentu saja skenario tersebut tidak lepas dari rebutan kekuasaan pada pemilihan Presiden 2014,dengan dua pesan berbahasa isarat dikte ‘SBY memberikan hak putera mahkota padanya atau lengser di tengah jalan’,sebuah pesan jelas.

Dalam teori berandai-andai, turunya kekuasaan adalah pasti dan hanya masalah waktu saja,tapi diturunkan sebelum waktunya akan selalu melahirkan dinamika yang harus secara cermat di ikuti karena berhubungan dengan nasib hidup orang banyak,bahasa kerenya masa depan negara bangsa dan rakyat.

Seandainya SBY lengser melalui proses yang kabarnya dibawa oleh burung,apakah secara otomatis budiono sebagai Wapres naik atau pemilu di percepat dalam arti Boediono ikut lengser?melihat rendahnya kepercayaan publik pada KPU rendah akibat dinamika yang sedang menghantamnya sulit KPU melakukan pemilihan yang di percepat,bukan hanya itu gejolak politik akan meruntuhkan bangsa ini dan hanyut dalam pusaran konflik yang berkepanjangan,akhirnya akan muncul otoritas atas nama negara melakukan upaya-upaya penyelematan rakyat dan negara yang mungkin menenggelamkan hakekat demokrasi yang dianggapnya telah gagal.

Bisa saja bahwa jalan tengahnya adalah menaikan wapres Boediono sebagai Presiden, kalau ini yang terjadi maka terkesan bahwa inilah agenda awal pelengseran itu, lalu agenda selanjutnya adalah Boediono melakukan kompromi politik dengan kelompok yang berhasil melengserkan SBY,kompromi itu akan melahirkan dua hal Reshufle Kabinet dan persiapan pemilu 2014,kalau tidak dipercepat.

Lalu Boediono mulai memasarkan calonnya yang selama ini di elus, misalkan Sri Mulyani, yang memang belakangan ini santer disebut-sebut, semua tim yang selama ini berhasil melakukan huru hara politik masuk sebagai timnya,dengan Modal besar sebagai TKW di Bank Dunia maka rental partai akan datang sendiri, maka puncaknya sejarah perseteruan akan antara Sri Mulyani dan Ical akan terulang di 2014.

Jadi Demokrat yang sekarang sedang di rundung malang tidak punya pilihan harus menjebolkan sri Mulyani,Anas yang patsun politiknya ke lain hati tentu saja akan menjadi harga yang sangat mahal,maka gambaran prahara Demokrat yang terjadi saat ini akan terkuak,begitupun berbagai dinamika politik yang menyesakan dada tersebut akan terbongkar.

Pertanyaan sesederhana itukah? Semudah itukan proses politik berlangung?lalu dimana posisi rakyat? Akankah mereka diam saja menyaksikan prahara tersebut?tentu saja tidak demikan,prosesnya tidak sesederhana itu,demikian pula rakyat tidak akan ‘bengong’ menyaksikan elite politik meledek akan sehatnya.namun demikian untuk saat ini masih bisa tersenyum karena itu hanya kabar burung dan andai2,tapi kabar burung tersebut akan melahirkan kewspadan di sanubari rakyat,waspada untuk tidak ikut hanyut dalam nafsu politik elite yang semakin gila, tidak hanyut dalam skenario tipu muslihat apalagi adu domba, dan tentu saja Rakyat mempunyai agenda sendiri untuk mewujudkan harapan dan cita2nya yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar