Rabu, 15 Februari 2012

Zaman yang akan kita kenali dan beda dengan sebelumnya



Jika masih mau lebih jauh silakan lakukan survey kepada kader partainya dan tanyakan jika partai partai itu tiba tiba ditinggalkan pemiliknya, jawabannya pasti bingung dan pengaruhnya besar sekali walaupun biasanya jika tidak hancur akan terjadi juga tawuran dan transformasi ke fase barunya.
I.Zaman Turbulensi dan kejutan.

Pada artikel ,Pemerintah Jangan Fokus kepada Pemberantasan Korupsi.Pks akan menjadi pemenang pemilu 2014?. Ada pertanyaan kenapa Nasdem bisa menang di pemilu 2014?..sederhana saja dengan kondisi seperti ini maka partai partai bisa jadi sibuk tawuran dan nasdem yang awalnya dari pelumeran partai Golkar sekarang isinya anak anak muda dan dengan dana yang cukup serta persiapan 5 tahun pasca kekalahan Surya paloh di pekanbaru 2010 apalagi saat ini bertambah kekuatannya setelah Jk semakin dekat kesana juga Punya calon yang Kuat dari kalngan kepolisian yang punya wibawa dan pengaruh besar dikepolisian maupun di masyaralat atas jasanya. Dan perlu diingat bahwa belum pernah polisi menjadi Presiden Indonesia sehingga dengan posisinya seperti saat ini kekuatan yang luar biasa ini sangat kuat untuk mendukungnya,

Soal survey yang katanya Golkar pdi-p baru demokrat urutannya jika diadakan pemilu sekaang itu adalah cara hasil survey yrjadi dak akan pernah terbukti karena mana akan terjadi pemilu sekarang dan jika dilihat sangat pasti bahwa surveynya hanya survey kesan permukaan dan bukan deep interview sehingga tidak dibaca alasan dan latar belakang serta sejauh mana kesan permukaan itu dicerminkan. Oleh karenanya survey nya sering benar permukaan tetapi bisa jauh dari kenyataan ketika prakteknya dilakukan. Dalam konteks Golkar saja misalnya apakah sudah dihitung bahwa partai ini sekarang sedang melumer dengan keluarnya berbagai kader golkar ke Nasdem dsan akan dicalonkannya lagi JK, misalnya, begitu juga Demokrat yang sedang meledak didalam dan terbirit biritnya bebrapa kader dan kondisi partai pasca diungkapnya wisma atlit yang mulai merembet ke hambalang dll. Walaupun benar kelihtannya untuk kasus wisma atlit tidak akan sebanyak kasus kasus lainnya jika dibongkar seperti yang disebutkan nazarudin dan persidangan atau petugas KPK memang bisa saja fokus dan tidak mau masuk kekasus lainnya dengan alasan takut pengaburan perkara yang artinya oknum yang terlibat dikasus lainnya bisa menjadi lolos. Hanya dengan kondisi yang berbeda ketika orang drkatnya Pak harto diadili yang tidak pernah sebut nama orang lainnya kasus kasus ini memang menjadi meledak kesana kemari. Dalam konteks survey hasil pemilu partai kondisi seperti ini tidak digali sehingga itulah alasan kenapa hasil survey untuk 2014 sangat mungkin meleset sehingga bukan tidak mungkin yang unggul itu Pks dan nasdem?.

Belum lagi fakta dimana cara para tokoh menggunakan partai yang dalam beberapa fenomena ada yang menggunakannya seperti menggunakan pampers, pembalut wanita atau kondom?....yang menggunakan seperti pampers dimana ia besarkan partai dari kecil dan visioner tetapi tinja dan air seninya ditampung dan dipastikan ia dan generasinya belum tentu berhasil dengan partainya karena jangka panjang hasilnya. Yang menggunakannya seperti pembalut wanita ia hanya digunakan pada saat datang bulan periodik dan menjaga kehidupannya saja karena partainya sudah bisa digunakan pada dasarnya, dan yang ketika adalah menggunakannya seperti m,enggunakan kondom, dimana kondom digunakan rata rata bukan oleh suami istri dan kalau suami istri saja karena alasan spesifik dan penggunaan kondom rata rata untuk melepas hasrat tanpa konsekuensi bertanggung jawab.

Coba apa yang terjadi dalam rumah tangga anda jika suami atau istri anda tiba tibda itemukan kondom di dompet atau tempat pribadinya padahal dengan anda tidak menggunakan kondom?...bukan terjadi perang dunia?..dalam konteks partai silakan lihat hanya PDI-p yang tetap digunakan calaonnya sampai jadi presiden dan setelahnya yang lainnya ada yang berhasil mengantarnya menjadi Presiden seperti PKB dan Demokrat sedangkan yang lainnya hanya menjadi calon presiden setelah itu ditinggalkan termasuk diajak koalisi memenangkan calon presiden dan setelahnya seperti dipakai saja. Kondisi ini sangat mewarnai kejerikatan pemilih dan kader partainya karena merasa dan berpersepsi bahwa hanya dipakai saja maka polanya menjadi transaksional dan jika transaksional tidak berbasis kuat dan pemilih cenderung mencri partai baru dan tokoh baru.

Kenapa Prbowo dan gerinda tidak dihitung akan menang dan mendapatkan perolehan suara yang besar?...soal ini biarlah melangkah terus dilapangan karena selama Prabowo lebih dipersepsikan hanya ingin menyaingi wiranto dan masih belum beres dengan cendana maka sesungguhnya memang bisa membesar dukungannya tetapi untuk menjadi yang terkuat akan sulit terjadi karena akan terjadi mekanisme tertentu ketika indikasi sangat menguat itu terjadi.

Belum lagi partai juga cenderung partai dikendalikan tokohnya PAN , seperti miliknya Pak Amin Rais, Hanura miliknya Pak Wiranto, Gerindra miliknya Pak Prabowo, PDI-p miliknya Ibu Megawati, Demokrat miliknya SBY dan nasdem miliknya Surya Paloh, Pks miliknya Ustad Hilmi dan dewan syuronya sehingga hanya Golkar, PPP dan Pkb yang awalnya milik Pak Dur tetapi sekarang apakah miliknya Muhaemin atau milik NU ya?.. dengan kondisi seperti ini maka kecenderungan partai menjadi milik masyarakat dan dipersepsikan akan menembus zaman manjadi sulit sekali sehingga akibatnya sangat kondisional dan mendorong transaksional belum lagi kelakuan kadernya yang jika tidak lolos menjadi calon cenderung nyebrang ke partai lainnya, ini juga membuat kurang terbangunnya ikatan idiologis dan aspiratif antara partai dan kadernya serta konstituennya karena semuanya cenderung situasional dan waktunya tidak jelas dan panjang sehingga memancing transaksional menjadi pola dan mekanisme kerjanya. Dan jika transaksionalnya itu saat ini belum mengarah ke transaksional program misalnya buatkan jembatan, sejahterakan poemilih , buatkan sekolah dan hal hal yang lebih poanjang serta sustainable tetapi masih transaksional recehan dan hit and run.

Jika masih mau lebih jauh silakan lakukan survey kepada kader partainya dan tanyakan jika partai partai itu tiba tiba ditinggalkan pemiliknya, jawabannya pasti bingung dan pengaruhnya besar sekali walaupun biasanya jika tidak hancur akan terjadi juga tawuran dan transformasi ke fase barunya.

Ketika memposisikan partai masih sekelas pembalut dan kondom maka akibatnya masih seoerti yang kita lihat sekarang ini dan memang segera harus merubahnya sehingga memposisikan partai harus seperti memposisikan sebagai anaknya sendiri yang dibiayai dibesarkan disekolahkan dan pada saatnya dilepas tetapi dijaga secara baik. Apakah pola seperti ini akan terjadi?... seharusnya jika Demokrasi sudah merupakan keputusan bersama dan memang itulah pilihannya. Kondisi ini juga memang sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu sebelum tahun 60an dimana partai lebih sebagai aspirasi dan idiologis sehingga perdebatan perdebatan yang lebih mengemuka kemudian di Era Orde baru partai hanya  digunakan sebagai kendaraan dan dijadikan alat dalam melancarkan proses pemerintahan sehingga perjalanan sebelumnya sangat berpengaruh terhadap pandangan dan perlakuan terhadap partai saat ini.

II. Perlu seurius.

Secara prinsip jika komunitas , organisasi dan partai jika diperlakukan sebagai anak normalnya akan tumbuh walau tetap ada tantangan apakah sekolahnya bener, gizinya cukup, bebas narkoba dan sex bebas dan pergaulan yang merusaknya maklum bikin partai tidak mungkin bebas dari penyakit yang dibawa bekas anggota partai sebelumnya yang nyebrang dan tanpa injeksi yang berpengalaman maka partai baru juga jauh api dari panggang. Artinya dengan diperlakukan sebaik baknya saja masih banyak resiko yang mengganggunya.

Saat ini partai partai diindonesia jika dilihat perlakuannya jauh dari ideal seperti itu maka hasilnya akan jauh dari ideal hanya dengan diperlakukan seperti pampers, pembalut wanita dan kondom saja bisa ada hasilnya walaupun banyak kelemahan maka inilah yang harus memotivasi jika partai dilakukan dengan benar semoga hasilnya akan jauh membaik. Ismail rajak , senior saya ditanya petinggi konglomerat Korea ....anda baru bisnis 10 bulan kenapa sudah merasa sanggup berbisnis dengan kami yang sudah 20 tahun?...jawabannya pengalaman saya dibisnis ini memang baru segitu tetapi jangan takut karena saya bisa mengkoordinir orang orang yang jauh lebih pengalaman dan pintar dan ini semoga akan terbukti....sehingga memang benar jika menggunakan pengalaman sendiri butuh waku sangat lama tetapi jika bersama sama bisa jauh lebih cepat dan berhasil. Ia pun diterimanya menjadi patner...sangat cerdas dan memang bangsa Ismail ini cerdas sekali.

Begitu juga lihat bagaimana pilot memakai sabu sabu saja sambil teler bawa pesawat dengan penumpang penuh bisa lebih sering selamat buktinya pesawat lebih jarang celaka dibandingkan selamatnya padahal normalnya susah banget , artinya orang indonesia ini memang ajaib walau dalam konteks ini menjadi tidak beradab dan bermoral kecuali terbukti bahwa pilot dengan menggunakan sabu akan lebih excelent kerjanya. Begitu juga peraih mendali mas di sea games yang Cuma latihan beberapa bulan , apakah ini tidak luar biasa?....jadi apapun faktanya kita sebagai bangsa perlu bersyukur luar biasa kita selain alam yang luar biasa barokah dan hebatnya jika diberikan bakat sebagai manusia yang luar biasa. Pertanyaannya kenapa bangsanya belum luar biasa seperti bangsa yang pernah dan sedang berjaya?....inilah tantangan kita bersama karena bisa saja dengan segala yang luar biasa ini kita menjadi disorientasi jarang bersatu dan anggap enteng banyak hal dan diam diam sebenarnya arogan dan sombong disisi lainnya sakit hati karena berbagai hal dan sulit bersatu serta slalu mau menangnya sendiri.

http://internasional.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/08/54141/Gelombang-Dingin-Eropa-Tewaskan-450-Orang- diindonesia gelandangan kesana kemari saja bisa hidup dan memilih hidup sebagai pengemis saja juga dapat belas kasihan sehingga jika bangsa ini didorong menjadi pekerja keras dan kreatif dan bersatu mewujudkan cita cita kemerdekaannya insya allah memang akan luar biasa. Dan salah satu penyakitnya memang tidak sungguh sungguhhttp://www.detiknews.com/read/2012/02/07/144123/1836368/10/beda-nasib-dengan-wa-ode-kenapa-angie-tak-dipecat-dari-banggar?991101mainnews  danhttp://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/08/54140/Hukum-Tak-Berani-Sentuh-Kejahatan-Penguasa- berita berita ini jika benar menghancurkan semangat berbuat baik dan saling percaya. Berita berita ini juga tidak akan bermakna dan dibaca orang jika tidak benar dan kita perlu mewaspadainya ketika masyarakat tidak percaya hukmhttp://id.berita.yahoo.com/kecewa-vonis-hakim-warga-sumenep-sebar-3-karung-120754142.html

Dengan gambaran ini maka tidak ada pilihan bahwa menghadapi kehidupan pribadi dan keluraga ini saja perlu seurius apalagi kehidupan bebangsa termasuk membangun demokrasi dengan wadah pewujudnya adalah partai.

Yang paling sederhana nilai nilai mulia dan yang harus diwujudkan sebagai cita cita, pengorganisasian, pemberdayaan dan pendidikannya perlu sistemik dan diyakini hal hal terjadi hanya dengan apa adanya juga sehingga, anggota partai bisa berdaya tetapi tidak terdidik philosophinya partai, bisa terdidik dan berdaya tetapi tidak terorganisir, bisa teroganisir dan terdidik tetapi tidak berdaya dan yang paling bahaya adalah jika nilai nilainya tidak terjamin bersih maka bisa menjadi kapal keruk atau pedator yang makan apa saja. Ini bahaya sekali.

Kita beruntung tidak lagi alami kejadian dan perlu cegah kejadian ini tidak terjadi dindonesiahttp://international.okezone.com/read/2012/02/08/412/571523/400-anak-di-suriah-tewas-akibat-pertempuran dan pengalaman Presiden khadafie yang mampu memakmurkan libya serta menjadi orang kuat selama puluhan tahun tetapi akhirnya terbunuh seperti penjahat yang hanya punya kejahatan dan seakan tidak punya jasa apapun terhadap bangsanya.

Dengan berbagai pengalaman dan perjalanan sejarah maka sebaiknya kita memandang bahwa proses penyiapan berbangsa ini tidak lagi bisa dilakukan setengah setengah dan yang lebih penting harus seurius dan disiapakan dalam jangka panjang dan tidak mudah berubah rubah.

Dalam konteks keseuriusan banyak yang tidak sadar bahwa ketatanegaraan indonesia sudah berubah dari mpr sebagai pengambil keputusan tertinggi dan powerfull menjadi salah satu lembaga tinggi negara sehingga merubah banyak hal dan ini jika beda dengan budaya Indonesia akan membuat masalah dalam jangka panjang. Desentralisasi yang dimaksudkan sebagai percepatan pencapaian kesejahteraan bagi masyarakat indonesia diberbagai daerah malahan menjadikan raja raja kecil didaerah dan tidak sinergynya Presidien, gubernur dan Bupati/ walikota apalagi jika partai dan intrestnya beda beda dan ini menyulitkan siapa saja yang memerintah. Belum lagi fakta bahwa mayoritas pasangan yang maju di Pilkada dan Pilpres cenderung berpisah ketika maju kedua kalinya sehingga konflik menjadi merebak dimana mana.

Kondisi saat ini dipastikan tidak ada seorangpun yang mengetahui potensinya dan masalahnya seluruhnya sehingga disinilah dibutuhkan kebersamaan dan saling tuker juga diskusi. Dengan fakta ini maka kelihatan sekali ketidak seuriusan banyak karena banyak juga yang keliru ketika menetapkan akar masalahnya. Dan bisa dibayangkan jika menetapkan akar masalah saja sudah salah pasti salah menetapkan solusi dan implementasinya akibatnya terpeleset jauh.

http://foto.detik.com/?9922022 ini contoh kegilaan yang juga terbukti sangat berbahaya dan tidak juga selesai belum lagi http://www.haluankepri.com/news/anambas/23347-banyak-jalan-berlobang-dimusim-hujan.html yang terbukti juga membuat korban jiwa walau kelihatan sangat sederhana dan bukan prioritas pejabat tinggi negera mengurusnya.

Berbagai kegilaan dan kerusakan itu mengaburkan potensi indonesia yang sesungguhnya sangat melipah ruah, mulai dari iklim dan usara serta cuaca, atas buminya yang indah dan tanaman serta binatangnya apalagi perut buminya disamping kreatifitas dan keunggulan manusianya., nach kita musti cepat sadar jangan sampai ketika semuanya termasuk kulinernya dikuasai orang lain termasuk pariwasatanya baru bangsa ini tersadarkan., kita musti bangkit segera.

III. kita mulai tidak kenal kita sendiri.

Dengan berbagai perubahan yang begitu luas dan cepat sekarang ini pasca 1998 maka harus segera disadari bahwa kita semua smakin tidak akan mengenal keadaan kita sendiri jika kita tidak mengenalnya dan mencermatinya secara sungguh sungguh.

Kita semakin terkaget kaget melihat yang sebelumnya dipersepsikan alim bisa nabrak dan bunuh 9 orang ternyata nyabu , pilot yang dibayar sangat mahal dan terkenal safety dan disiplin juga ternyata nyabu dan para pejabat dan petinggi negeri yang dipesepsikan terhormat ternyata penjarah uang negara alias koruptor dan setelahnya keluar dari penjara juga banyak yang malahan dendam karena sistim hukumnya rusak sehingga hukum bermata banyak bukan hanya mengabdi kepada keadilan dan kebenaran tetapi bisa juga kepada uang, kekuasaan dan kepentingan tertentu.

Akibat kondisi ini tidak aneh jika akar masalah tidak lagi mudah diketahui dan masalah juga bisa berlapis lapis sehingga masalah paling intinya tidak ditemukan.

Kesulitan menemukan inti persoalan sudah menjadi persoalan ditambah lagi perubahan cara pandang, budaya dan perilaku ditambah perubahan geopolitik dan pertarungan ekonomi lokal, regional dan internasional....apalagi saat ini ketatanegaraan juga berubah total ditambah pertarungan politik lokal, propinsi dan nasional. Walaupun begitu hal ini jangan dilihat dari segi pesimisnya karena banyak juga kesempatan dan hikmahnya hanya kondisi ini menginsyaratkan bahwa berbagai hal tidak lagi dapat dianggap sebagai sesuatu yang seperti sebelumnya begitu saja

Bersungguh sungguh saja bisa gagal apalagi jika dikerjakan seadanya dan apalagi banyak agenda bukan lagi pasti gagal tetapi bisa lebih fatal karena akan menimbulkan bencana.

Atas dasar ini sangat menjadi strategis maka tidak ada pilihan lain kita perlu bergegas untuk mengenali berbagai hal dan dalam konteks ini juga kita bangsa Indoensia beruntung bahwa media massa diindonesia berhasil membawa berbagai perubahan ini kedalam rumah dan pikiran kita masing masing dengan pengabdiannya karena media sebagai pilar keempat Demokrasi tidak dibayari negara tetapi bisa eksis.

Universitas dan sekolah juga tidak punya pilihan untuk mengantisipasi kondisi ini dan perubahan ini sungguh tidak sederhana. Dan sesungguhnya tidak sederhana dan jangan mudah terkesima begitua juga sebaliknya tidak peka terhadap perubahan.

Kita bangsa Indonesia tidak kenal dipaksa bangsa lainnya pasca kemerdekaannya dan harus mendapatkan hikmahnya dari penjahan yang 350 tahunan itu dan awalnya seperti tidak bermaksud menguasai nusantara ini serta akhirnya susah sekali diurus akibat para pendahulu kita terpecah pecah. Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan patut disyukuri ikut menetukan sejarah perjalanan bangsa bangsa di belahan dunia lainnya, apakah akibat kemerdekaannya, pasca konferensi asia afrika, pasca 66an , ketika orde baru yang stabil atau pasca reformasi ini.

Dan kebertahanan negeri ini bukan juga hanya berbagai keunggulannya saja tetapi juga karena belas kasih jutaan  warganya yang menyantuni saudara lainnya yang belum mampu mandiri dan juga doa para orang sholeh yang berdoa serta berbuat baik bukan hanya bela yang bayar tetapi memang berahklak luhur,. Disisi lainnya semakin dibutuhkan seluruh aparat negara dan birokrasi serta para politisi dan pengusaha untuk mendorong berbagai kemaslahatan dan kebaikan terjadi dinegeri ini.

Sehingga kembali kepada persiapan 2014, yang paling penting adalah bagaimana menggali kondisi saat ini sedalamnya dan memprediksi serta mempersiapkannya pasca 2014 tersebut secara lebih dalam dan bertanggung jawab bukannya mengekploitasi kebanggaan sesaat dan dipakai memanipulasi politik kesan dengan berbagai kekurangannya jika bukan hanya kepentingan pragmatis saja., semoga kondisi ini bisa juga berubah kedepannya.

Sekali lagi jangan berhasil dipecah belah dan bentrok serta teruslah mengarungi peradaban ini dengan semakin sungguh sungguh serta keinginan luhur maka berdasarkan pengalaman akan turun berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa menyelamatkan kita.


Salam
Agus Mudya natakusumah.
(sumber www.selamatkan-indonesia.net)

0 komentar:

Posting Komentar