Sabtu, 11 Februari 2012

Indonesia Yang Masih Disandera

Sumber Daya Alam yang melimpah, dikuras,bahkan mampu membangun sebuah negara yang mengeruknya, APBN yang luar biasa besar dengan angka2 yang fantatstis dari tahun ke tahun,Sumber Daya Manusia yang unggul dengan stock yang sangat banyak pinter dan cerdas2,seruan kebijakan yang selalu dinyanyikan dengan merdu dari generasi ke generasi sehingga mampu membuat rakyat tidur dalam buainya, konglomerat dan pengusaha yang se abreg yang lahir dari rahim ibu pertiwi, semuanya ternyata belum nyambung dengan harapan Rakyat, seolah-olah tidak ada hubungannya.

Hingga hari ini kita masih menyaksikan bagaimana kemiskinan masih mudah untuk di tonton dan dirasakan,antrean ‘pengemis’ sembako di berbagai daerah menandakan bahwa supaya dapur ngebul ‘berasap’ masih mahal, pendidikan berkualitas yang katanya murah dan gratis tidak sesuai dengan impian rakyat tetap memerlukan pengeluaran yang mahal, demikian pula anggaran untuk sehat bagi si sakit jauh api dari panggang dan selalu menguras ekonomi keluarga.

Anak jalanan,pengemis dan gelandangan dan fakir miskin yang di lindungi UUD 45 benar2 di lindungi dan di berdayakan tetap ada bahkan berkembang biak,sedangkan Koruptor,Mafia anggaran berhasil melakukan ideologisasi pancasila dalam arti melakukan penyelesaianaya melalui musyawarah mufakat.ujungnya melahirkan warna kontras antara Rakyat yang semakin bergelut dengan kemiskinanya dengan elite bangsa yang berenang dalam koleksi kemewahan hidup tanpa batas.

Pancasila sebagai Ideologi negara sedang di sandera,NKRI sebagai tujuan mulia dan kesepatan anak bangsa juga di sandera,UUD 45 sebagai Rel dan aturan main disandera,kemerdekaan hakiki sebagai kebersamaan hati anak bangsa di sandera,ikatan kebangsaan dan rasa hidup bersama di sandera,masa depan Rakyat,bangsa dan negara di sandera.

Politik luar negri Indonesia yang bebas aktif di sandera sehingga Indonesia yang seharusnya bisa menauladani lalu litas hubungan antar negara di sandera untuk hidup secara sejajar dan berdampingan sebaliknya, penjahahan secara halus dalam berbagai bidang kepentingan nasional di rumah tangga dunia masih terus terasa,sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat di sandera bahkan di bajak oleh kekuatan asing,sumber daya manusia disandera oleh hilangnya tauladan dan matinya tujuan,Harapan Rakyat di sandera oleh segelintir anak bangsa yang merelakan dirinya di sandera oleh kerakusan,keangkuhan dan kekufuran dan menghamba ‘tuan-tuan kebodohan’ yang berhasil mematikan rasa,komitmen,integritas dan rasa kebangsaan.

Bebaskan Indonesia Dari Sandera

Pertanyaan dasar dan sederhana siapa yang melakukan sandera tersebut? Apa bahayanya Kalau membiarkan penyanderaan ini berlarut-larut, siapa yang di rugikan? Apa dasarnya usaha untuk membebaskan Indonesia dari sandera.Yang melakukan sandera adalah para pengambil kebijakan dan perangkatnya yang memiliki wewenang untuk menakhodai kapal Indonesia,wewenang karena amanah yang di berikan oleh Rakyat sesuai dengan kesepakatan melalui UU, sandera terjadi karena para pengambil kebijakan tersebut tidak menjalankan amanah yang di titipkan,mereka menafsirkan nasib rakyat berdasarkan kepentingnya,mengutamakan kelompok dan keluarganya,menjual wewenangnya terhadap para cukong dan calo sehingga menguntungnya cukong dan ‘tuanya’.

Bahaya dari penyanderaan ini adalah memufuk terputusnya harapan rakyat,kebersamaan,kepercayaan pada pemegang amana dan terakhir mematikan keyakinan hidup bersama dalam satu ikatan,di jejaring sosial kita mulai menemukan ungkapan-ungkapan yang membuat miris bagaimana rasa kebersamaan sebagai bangsa mulai tergerogoti,pancasila sebagai Ideologi negara kehilangan tauladan dan penegaknya,NKRI nyata-nyata terancam dan gejolak timur tengah menjadikan cermin yang sangat bening,bagaimana reaksi masyarakat Libya ketika negaranya di serang kekuatan asing,satu masyarakat mengorbankan nyawanya sampai titik darah penghabisan karena bagian dari Rezim khadafi,satu masyarakat cuek bahkan menjadi Turis ke Bali dll,satu masyarakt malah menyambut kedatangan kekuatan asing tersebut,dan tentu saja yang menjadi penonton dan tetap beraktifitas lebih banyak seolah-oleh perang itu bukan perangnya.

Pertanyaan selanjutnya bukan memperdebatkan apakah Indonesia menuju negara gagal,negara bangkrut sehingga perlu dilakukan Revolusi atau reformasi jilid II,atau memperdebatkan apakah pemilu di percepat sehingga pemerintahan yang sah saat ini harus di hentikan di tengah jalan,maka harapan yang sebetulnya di impikan bukan itu, ungkapan itu hanya jebakan baru para penyendera yang selalu memanfaatkan situasi untuk kepentingan kelompok dan agendanya sendiri, ungkapan2 tersebut juga tidak secara otomatis menjawab harapan rakyat yang tersandera,dalam alam demokrasi,dan beberapa dekade perubahan yang di lalui bangsa ini,rakyat sudah sangat matang bagaimana membebaskan diri dari sandera tanpa terjebak pada propaganda ‘broker’ yang tidak pernah berkarya untuk kemajuanya,tapi hanya memenuhi ambisi dan satragegi merebut kekuasaan saja.

Gerakan pembebasan diri dari sandera adalah mengembalikan Indonesia pada Khitahnya,mengembalikan Indonesia kepada cita-cita awal pendirianya,bahasa Kang Agus Mudya bahwa Indonesia harus melakukan transformasi kemerdekaanya,melakukan runutan ulang atau menata kembali tatanan yang sudah di acak-acak oleh Prilaku segelintir elite yang kerasukan setan ‘bule’ atau ‘Jin baghdad’ dalam berpolitik dan bernegara sehingga lupa pada kulit bangsanya yang lugu.

Gerakan pembebasan itu adalah membebaskan pancasila dari penyanderaan kaum menengah dan elite politik yang rakus dan kemaruk, dari para koruptor yang berhasil melakukan kaderisasi,membebaskan NKRI dari ancaman Desintegrasi, dari pengerukan Sumber daya alam yang tidak menguntungkan Rakyat,dari rasa kebersamaan sebagai anak bangsa dan dari semangat kembangsaan yang kering dengan tauladan dan keiklasan,gerakan pembebasan UUD 45 dari ketidak konsistenan yang terus di pelihara dan dianggap biasa, gerakan Pembebasan untuk memujudkan harapan sekaligus membayar utang budi elite bangsa terhadap rakyat.

Gerakan pembebasan itu adalah menggelorakan Rakyat untuk tetap bekerja keras mewujudkan harapanya,supaya mandiri,sejahtera, adil dan makmur baik lahir maupun bathin,tetap mewujudkan harapanya untuk berkarya,bersabar dan bertawekal dalam badai ujian yang menerpa NKRI,tetap berdoa dengan tulus dan iklas supaya bangsa ini selalu berada dalam bimbingan tuhan yang Mahakuasa sehingga Rahmat dan Hidayah selalu menyertainya,tetap bangga sebagai bangsa Indonesia dengan kelebihan dan kekuranganya,sehingga bangga tersebut selalu melahirkan rasa cinta yang terbungkus iman dan keyakinan.

Ilmunya para ulama,Penguasa yang adil, Kejujuran para pengusaha, Kemurahan hati orang kaya , Doa orang miskin , Disiplin para pekerja adalah langkah kecil pembebasan Sandera Negara ini dari kaum kecil yang melakukanya.

0 komentar:

Posting Komentar